
BELGIA - Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan final dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) setelah melalui pembahasan selama sembilan tahun. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa tahapan perundingan telah selesai dan tidak ada lagi kendala tersisa.
"Status perundingan telah selesai, dan sejumlah isu teknis berhasil diselesaikan dalam putaran terakhir di tingkat Chief Negotiator," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Brussels, Belgia, Sabtu (7/6). Pertemuan ini menegaskan komitmen kedua pihak untuk mengurangi hambatan perdagangan, baik tarif maupun non-tarif, guna memperluas akses pasar dan meningkatkan investasi.
Proses finalisasi dibahas dalam pertemuan antara Airlangga dan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa Maroš Šefčovič pada Jumat (6/6). Perundingan yang mencakup 19 putaran utama dan dialog intensif ini diharapkan segera dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa.
Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima Indonesia dengan total nilai perdagangan mencapai USD30,1 miliar pada 2024. Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus signifikan, naik dari USD2,5 miliar (2023) menjadi USD4,5 miliar (2024). Airlangga menekankan bahwa hubungan dagang kedua pihak bersifat saling melengkapi, memperkuat rantai pasok global di tengah ketidakpastian ekonomi.
Manfaat utama IEU-CEPA adalah penghapusan tarif impor hingga 80% untuk ekspor Indonesia ke Uni Eropa dalam 1–2 tahun setelah perjanjian berlaku. Komoditas unggulan seperti produk tekstil, alas kaki, minyak sawit, perikanan, energi terbarukan, dan kendaraan listrik akan mendapat perlakuan preferensial.
Uni Eropa juga menyepakati prinsip kesetaraan (level playing field) untuk ekspor perikanan Indonesia, tidak dibedakan dengan Thailand atau Filipina. Selain itu, Uni Eropa berjanji memberikan perlakuan khusus terkait kebijakan deforestasi yang diharapkan berdampak positif bagi ekspor produk kehutanan Indonesia.
Dari sisi investasi, IEU-CEPA membuka peluang perluasan kerja sama di sektor otomotif, mineral kritikal, dan industri berkelanjutan. Pemerintah memperkirakan ekspor ke Uni Eropa dapat meningkat lebih dari 50% dalam 3–4 tahun ke depan.
"Kedua belah pihak sudah sepakat dari segi materi dan proses hukum. Tidak ada ganjalan tersisa," tegas Airlangga. Kesepakatan ini menjadi langkah strategis memperkuat posisi Indonesia di pasar global sekaligus menarik lebih banyak investasi dari Eropa.