BOGOR - Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) menyampaikan harapannya agar Fateta tetap dipertahankan meskipun IPB telah membentuk Sekolah Teknik. Ketua Himpunan Alumni Fateta IPB Luhur Budijarso mengatakan bahwa alumni siap berkolaborasi dengan pihak kampus untuk mencari solusi terbaik dalam menyikapi perubahan ini.  

Luhur menjelaskan bahwa para alumni memahami kebutuhan pendirian Sekolah Teknik, namun berharap Fateta dapat terus berjalan berdampingan sebagai mitra strategis. "Kami berharap Fateta tetap bisa mendampingi dan bersinergi dengan Sekolah Teknik agar inovasi di bidang pertanian tidak terputus," ujarnya dalam diskusi akademik di IPB International Convention Center, Bogor, Senin (9/6).  

Diskusi tersebut digelar untuk membahas peran teknologi pertanian dalam menjawab tantangan pembangunan sektor pertanian, sekaligus mencari solusi terkait keberlanjutan Fateta. Luhur menekankan bahwa inovasi riset harus mampu memberikan solusi nyata di lapangan, bukan hanya berhenti di tingkat akademik.  

Mantan Rektor IPB periode 1998-2002 Aman Wirakartakusumah turut menegaskan pentingnya keberadaan Fateta bagi Indonesia, terutama dalam mencapai swasembada pangan dan hilirisasi produk pertanian. Menurutnya, Fateta selama 60 tahun telah memberikan kontribusi signifikan melalui pengembangan teknologi pengolahan dan rantai pasok hasil pertanian.  

Aman juga menyoroti kekhawatiran akan hilangnya jati diri IPB sebagai kampus pertanian jika Fateta diubah menjadi Sekolah Teknik. "Ada ketidakselarasan jika IPB tanpa Fateta, sementara kampus ini identik dengan pengembangan teknologi pertanian," ujarnya. Ia menegaskan bahwa keilmuan di Fateta sangat lengkap dan spesifik untuk mendukung kemajuan pertanian nasional.