MALANG - Terminal Tipe A Arjosari di Kota Malang, Jawa Timur, kini memberlakukan aturan ketat yang mewajibkan bus antar-kota dalam provinsi (AKDP) dan antar-kota antar-provinsi (AKAP) untuk menaikkan dan menurunkan penumpang hanya di dalam area terminal. Kebijakan ini juga berlaku bagi ojek online (ojol) yang sebelumnya sering beroperasi di luar terminal. Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowarti, menjelaskan bahwa aturan ini sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan bertujuan mengurangi kemacetan di sekitar terminal, terutama di Jalan Raden Intan hingga pintu keluar Tol Karanglo.  

Menurut Mega, sekitar 80% bus AKDP selama ini beroperasi di luar terminal, menyebabkan gangguan lalu lintas dan menghambat pendataan resmi penumpang. Untuk memastikan kepatuhan, terminal akan melakukan sosialisasi hingga 21 Juni 2025, dilanjutkan dengan penindakan mulai 22 Juli 2025. Bus dan ojol yang melanggar akan dikenakan tilang oleh polisi, sementara perusahaan otobus (PO) yang bandel bisa terkena sanksi pencabutan izin trayek dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur.  

Terminal Arjosari juga mengubah kebijakan terkait ojol, yang sebelumnya dilarang masuk, kini difasilitasi dengan titik penjemputan dan penurunan penumpang di dalam terminal. Survei menunjukkan 52% penumpang bus menggunakan ojol, sehingga kehadirannya diatur untuk mendukung kenyamanan pengguna. Selain itu, angkutan kota (angkot) dialihkan melalui Jalan Raden Panji Suroso untuk menghindari kepadatan di Jalan Raden Intan.  

Pihak terminal telah melakukan berbagai perbaikan fasilitas, termasuk ruang tunggu ber-AC dan charging station, untuk meningkatkan kenyamanan penumpang. Kebijakan ini akan dievaluasi secara berkala guna memastikan efektivitasnya dalam menertibkan operasional angkutan umum di sekitar Terminal Arjosari.