LUMAJANG - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan koreksi terhadap laporan produksi tebu selama kunjungan kerja di kebun Pabrik Gula (PG) Jatiroto, Selasa (10/6). Saat berkeliling kebun tebu milik PG Jatiroto, Amran menemukan ketidakakuratan data yang disampaikan pihak perusahaan.  

Salah satu anggota direksi sebelumnya menyatakan varietas tebu bulu lawang mampu menghasilkan 256 ton per hektar. Namun berdasarkan pengamatan langsung di kebun KSO Lumajang Raya, Amran menyatakan produksi aktual hanya mencapai 120-150 ton per hektar.  

Amran juga mengoreksi laporan kepadatan tanaman tebu. "Dalam paparan disebutkan ada 14 batang per meter, tapi saat dihitung hanya 49 batang per 5 meter atau sekitar 10 batang per meter," jelasnya.  

Menteri yang telah 15 tahun berkecimpung di sektor pertanian ini menekankan pentingnya keakuratan data. "Data perkebunan bersifat dinamis, harus diverifikasi langsung di lapangan. Ini penting untuk kalkulasi swasembada gula dan ketahanan energi nasional," tegas Amran.  

Amran mengungkapkan, produktivitas tebu saat ini masih jauh di bawah masa kolonial Belanda. "Dulu 1 hektar bisa hasilkan 15 ton gula, sekarang hanya 4 ton. Kami berupaya mengembalikan kejayaan tebu Indonesia," ujarnya.  

Menteri meminta semua pihak baik BUMN maupun pejabat kementerian lebih cermat dalam menyajikan data. Kunjungan lapangan seperti ini menurutnya penting untuk memastikan validitas informasi sebelum digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan.  

PG Jatiroto sebagai salah satu pabrik gula tertua di Jawa Timur diminta meningkatkan akurasi pelaporan dan produktivitas kebun. Pemerintah berkomitmen terus mendukung peningkatan produksi tebu nasional untuk mencapai swasembada gula.