JAKARTA – Empat pemain keturunan Indonesia asal Belanda resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah menjalani prosesi pengambilan sumpah dan janji pewarganegaraan di Kantor Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU), Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).
Mereka adalah Emily Julia Frederica Nahon, Felicia Victoria de Zeeuw, Iris Joska de Rouw, dan Isa Guusje Warps. Keempatnya menjalani proses naturalisasi karena memiliki garis keturunan Indonesia dari kakek atau nenek mereka.
Setelah resmi menjadi WNI, keempat pemain tersebut diproyeksikan memperkuat Timnas Putri Indonesia dalam ajang kualifikasi Piala Asia Wanita yang akan digelar di Indonesia pada 29 Juni hingga 5 Juli 2025. Saat ini, PSSI tengah mengurus perpindahan asosiasi mereka dari KNVB (Belanda) ke PSSI (Indonesia) agar mereka bisa tampil secara sah dalam pertandingan resmi.
Naturalisasi ini diharapkan memperkuat komposisi skuad Garuda Pertiwi dan meningkatkan peluang tim meraih prestasi di kancah internasional.
Dalam keterangannya usai pengambilan sumpah, Felicia Victoria de Zeeuw mengungkapkan rasa bangganya.
“Sangat bangga dan ini kehormatan besar bagi saya. Terima kasih kepada PSSI, pemerintah Indonesia, dan semua pihak yang membantu. Saya tidak sabar bergabung dengan Timnas Putri dan berjuang untuk hasil terbaik,” ujar pemain kelahiran Delft, 19 Januari 2006, yang bermain sebagai gelandang di klub ADO Den Haag.
Senada dengan itu, Iris Joska de Rouw, pemain belakang dari Sparta Rotterdam, menyampaikan bahwa status barunya sebagai WNI adalah bentuk keterikatan dengan akar leluhur.
“Ini lebih dari sekadar sepak bola. Ini tentang mewakili sebagian dari diri saya dan asal-usul saya,” ungkapnya.
Berikut profil singkat keempat pemain:
Emily Julia Frederica Nahon, lahir di Oegstgeest, 17 Mei 2007, bek ADO Den Haag.
Felicia Victoria de Zeeuw, lahir di Delft, 19 Januari 2006, gelandang ADO Den Haag.
Iris Joska de Rouw, lahir di Rotterdam, 21 April 2005, bek Sparta Rotterdam.
Isa Guusje Warps, lahir di Veldhoven, 3 Juni 2005, pemain NAC Breda.
PSSI menilai, selain memperkuat lini timnas putri, kehadiran pemain diaspora ini juga membuka jalan kolaborasi lebih luas dalam pembinaan sepak bola wanita di Indonesia.
