JAMBI - Industri kelapa sawit di Provinsi Jambi menghadapi tantangan multidimensi yang mengancam keberlanjutannya. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Jambi mengidentifikasi tiga masalah utama yang perlu segera diatasi.  

Persoalan pertama berasal dari ketidakpastian regulasi ekspor, khususnya negosiasi Indonesia-Amerika Serikat yang masih berlarut-larut. Kim Pun, Kepala Bidang Tata Niaga GAPKI Jambi, menjelaskan bahwa hal ini berdampak langsung pada penyerapan minyak sawit mentah (CPO) di dalam negeri dan berpotensi menekan harga.  

Tantangan kedua adalah perubahan pola produksi yang semakin tidak terprediksi. Fluktuasi hasil panen yang tidak stabil menyulitkan perencanaan bisnis jangka panjang para pelaku usaha.  

Masalah ketiga adalah maraknya aktivitas pengepul sawit dan pengumpul brondolan yang menyebabkan penurunan rendemen. Kondisi ini tidak hanya menurunkan kualitas produksi tetapi juga mengurangi efisiensi pengolahan di tingkat pabrik.  

GAPKI Jambi menegaskan perlunya intervensi menyeluruh dari berbagai pihak, mulai dari perbaikan kebijakan, penataan sistem distribusi, hingga pembenahan di tingkat lapangan. Tujuannya agar industri sawit Jambi tetap kompetitif menghadapi dinamika pasar global yang semakin kompleks.