
JAKARTA – Tempo Media Group resmi memperkenalkan rumah produksi terbaru mereka, Pal8 Pictures. Dalam peluncuran perdananya, Pal8 telah menyiapkan empat film unggulan, dan salah satu yang paling mencuri perhatian publik adalah film tentang kematian aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalib.
Film tersebut akan mengadaptasi buku “Mencintai Munir” yang ditulis oleh Suciwati, istri almarhum Munir. Buku ini bukan hanya catatan cinta seorang istri kepada suaminya, tetapi juga rekam jejak perjuangan dan teror yang dialami Munir dalam membela HAM di Indonesia.
Munir dikenal luas sebagai sosok penting dalam pengungkapan berbagai kasus pelanggaran HAM berat. Ia memainkan peran sentral dalam membongkar kasus penculikan aktivis mahasiswa menjelang jatuhnya Orde Baru pada 1997–1998. Sayangnya, perjuangannya berakhir tragis ketika ia diracun menggunakan arsenik dalam penerbangan menuju Amsterdam pada 7 September 2004.
Adaptasi Buku Mencintai Munir ke Film
Direktur Pal8 Pictures, Budi Setyarso, menjelaskan bahwa buku “Mencintai Munir” sangat kaya akan narasi personal dan ketegangan. Buku ini, menurutnya, punya kekuatan sinematik yang layak diangkat ke layar lebar. “Kami bersemangat mengangkat kisah Munir, aktivis prodemokrasi yang perjuangannya sangat penting sebelum, selama, dan setelah reformasi 1998,” ujar Budi.
Ia menambahkan bahwa selain sisi personal, terdapat elemen-elemen ketegangan seperti teror yang dialami oleh pasangan Munir dan Suciwati. Unsur tersebut akan menjadi bagian dari kekuatan dramatik dalam film ini.
Proyek film ini direncanakan memasuki tahap produksi pada akhir 2025. Meski daftar pemain belum diumumkan, Budi menyebutkan bahwa mereka akan melibatkan aktor dan aktris senior untuk memperkuat kualitas penceritaan film.
Upaya Menghidupkan Memori Kolektif
Film “Mencintai Munir” bukan hanya bentuk penghormatan terhadap Munir sebagai pejuang HAM, tetapi juga langkah untuk mengingatkan publik pada kasus yang belum sepenuhnya selesai. Dalam beberapa kesempatan, keluarga dan berbagai organisasi HAM masih terus mendesak penyelesaian hukum atas kematian Munir.
Pal8 Pictures berharap bahwa melalui media film, kisah Munir bisa menjangkau generasi baru yang mungkin tidak mengenalnya secara langsung. Film ini diharapkan bisa menjadi medium pendidikan, refleksi sejarah, sekaligus pengingat pentingnya keberanian dalam membela kebenaran.
Dengan proyek ini, Pal8 Pictures menunjukkan bahwa film tidak hanya soal hiburan, tetapi bisa menjadi sarana penting dalam mengangkat isu-isu sosial yang kerap dilupakan.