
SEMARANG - Pembangunan Tol Semarang–Demak Seksi 1 Kaligawe–Sayung sepanjang 10,64 km kini telah mencapai progres fisik sebesar 44,26 persen per 12 Juni 2025. Jalan tol ini dirancang terintegrasi dengan tanggul laut (Giant Sea Wall) untuk menjadi solusi permanen dalam mengatasi banjir rob yang kerap terjadi di wilayah pesisir Semarang dan kawasan industri Terboyo.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dody Hanggodo menyatakan bahwa integrasi tol dan tanggul laut ini tidak hanya meningkatkan konektivitas tetapi juga berfungsi sebagai perlindungan kawasan Pantura dari banjir rob. “Tol ini akan mengurangi kemacetan dan memperkuat perlindungan wilayah dari rob secara jangka panjang,” katanya.
Pembangunan Seksi 1 dibagi dalam tiga paket. Paket 1A oleh HK-BUCG mencapai progres tertinggi yakni 65,92 persen, disusul Paket 1B oleh PP-WIKA-CRBC dengan 42,97 persen, dan Paket 1C oleh Adhi Karya-Sinohydro dengan 22,77 persen. Sementara Seksi 2 Sayung–Demak sepanjang 16,31 km telah beroperasi sejak Februari 2023.
Sebagai bagian dari pengendalian banjir rob, Kementerian PUPR juga mengerjakan Sistem Pengendali Banjir Tenggang-Sringin Tahap 1. Proyek ini mencakup pembangunan 6 rumah pompa dengan kapasitas total 81 m³/detik serta tanggul sepanjang 10,53 km. Infrastruktur ini akan melindungi area seluas 4.429 hektare di tiga kecamatan, melindungi lebih dari 254 ribu jiwa.
Dua kolam retensi juga dibangun untuk mendukung fungsi tol dan tanggul laut, yaitu Kolam Retensi Terboyo seluas 189 hektare dan Kolam Retensi Sriwulan seluas 28 hektare. Keduanya dilengkapi rumah pompa dengan total kapasitas gabungan belasan meter kubik air per detik guna mencegah genangan.
Secara keseluruhan, proyek Tol Semarang–Demak yang juga menjadi bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa ini tidak hanya mendukung konektivitas transportasi, tetapi juga memperkuat ketahanan pesisir melalui pendekatan infrastruktur terpadu yang mendukung adaptasi perubahan iklim di kawasan pesisir utara Jawa Tengah.