
SURABAYA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar simulasi penanggulangan bencana di Jawa Timur dengan skenario letusan Gunung Semeru. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 17–19 Juni 2025, di Hotel Atria Centra Surabaya, melibatkan berbagai instansi lintas sektor untuk menguji kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat.
Simulasi melibatkan berbagai cluster penanganan bencana, seperti SAR dan evakuasi oleh Tim SAR, Satpol PP, dan BPBD; cluster kesehatan oleh Dinkes dan RSJ Menur; cluster pendidikan oleh Dispendik dan IGI; serta pengungsian dan logistik oleh Dinsos Jatim bersama BPBD Jatim.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Subroto, menyatakan bahwa simulasi bertujuan menguji rencana kontingensi (Renkon), memperkuat koordinasi, serta meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemangku kepentingan. Kegiatan ini mencakup Table Top Exercise (TTX) dan Command Post Exercise (CPX).
Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl, tercatat aktif sejak 1818. Letusannya bertipe vulkanian dan strombolian dengan bahaya utama awan panas, lava pijar, dan guguran batu, serta bahaya sekunder berupa lahar hujan. Simulasi ini mengacu pada kejadian erupsi 4 Desember 2021 dan 2022 yang berdampak hingga 12 km dari puncak.
Gatot menegaskan pentingnya komunikasi dan koordinasi lintas sektor berdasarkan SOP saat darurat, sekaligus menjadikan hasil simulasi sebagai masukan untuk pembaruan SOP. Ia berharap kegiatan ini meningkatkan ketangguhan Jawa Timur dalam menghadapi bencana alam.
Melalui pelatihan ini, pemerintah ingin memastikan semua unsur siap menjalankan peran secara cepat, tepat, dan terkoordinasi saat terjadi bencana sesungguhnya, demi melindungi masyarakat dan meminimalkan dampak risiko bencana di masa depan.