
JAKARTA – Kawasan Rebana yang meliputi tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat ditargetkan menjadi mesin baru pembangunan nasional menuju visi Indonesia Emas 2045. Kawasan ini mencakup 20% wilayah Jawa Barat, dihuni hampir 10 juta jiwa, dan menyumbang 19% PDRB provinsi.
Hal tersebut disampaikan Deputi Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin, saat membuka The 2nd Joint Coordinating Committee (JCC) Meeting Project for Rebana Area Development, Selasa (17/6/2025) di Jakarta.
“Rebana diharapkan tak hanya menjadi katalis pertumbuhan ekonomi regional, tapi juga motor pembangunan nasional,” tegas Rudy.
Pengembangan kawasan difokuskan pada integrasi infrastruktur strategis seperti Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, Tol Cisumdawu, dan 13 Kawasan Peruntukan Industri. Pembangunan ini didukung oleh Perpres No. 87 Tahun 2021 dan dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam pertemuan JCC, dibahas tiga output utama proyek:
Pemutakhiran Masterplan Rebana dan pemilihan proyek prioritas;
Penguatan sistem pelaksanaan proyek prioritas;
Penyusunan rencana detail proyek-proyek strategis.
Salah satu PSN yang jadi sorotan adalah Pelabuhan Internasional Patimban, yang sedang dalam pembangunan tahap kedua. Pelabuhan ini diharapkan meningkatkan aktivitas ekspor-impor, mendorong relokasi industri, dan menciptakan rantai logistik baru.
Pertemuan juga menyepakati struktur keanggotaan JCC dan EC, serta menyampaikan progres kajian masterplan oleh JICA sebagai peta jalan strategis jangka panjang pembangunan Rebana.
“Koordinasi lintas sektor dan sinergi dengan mitra internasional seperti JICA sangat penting untuk mewujudkan Rebana Metropolitan yang berdaya saing global dan berkelanjutan,” pungkas Rudy.
Turut hadir dalam pertemuan ini antara lain pejabat Kemenko lainnya, Dirjen Perhubungan Laut, pejabat Pemprov Jabar, perwakilan daerah Rebana, hingga tim ahli dari PT OCG dan JICA Indonesia.