BANDUNG - Tumpukan sampah setinggi tiga meter telah menggunung di belakang Pasar Kosambi, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Kondisi ini telah berlangsung selama lebih dari dua bulan, menimbulkan bau menyengat dan dikerubungi lalat hijau. Sampah yang basah juga mengeluarkan air lindi yang mencemari lingkungan sekitarnya.  

Soleh Ibrahim, petugas pemilah sampah di lokasi tersebut, mengungkapkan bahwa sampah tidak hanya berasal dari pedagang pasar, tetapi juga dari lima RW di sekitar Pasar Kosambi. "Pengangkutan sampah tidak menentu, kadang hanya satu truk yang mengangkut 9-11 ton, padahal sampah di sini sudah puluhan ton," ujar Soleh, Jumat (20/6).  

Soleh dan rekan-rekannya telah berusaha memilah sampah anorganik seperti botol plastik dan kardus untuk dijual kembali. Namun, masalah utama adalah sampah organik yang dibuang dengan menggunakan kantong plastik, sehingga menyulitkan proses pemilahan.  

Warga sekitar juga mengeluhkan dampak buruk dari tumpukan sampah tersebut, terutama saat hujan turun. Air lindi yang berbau tidak sedap menggenang dan mencemari lingkungan. Camat Sumur Bandung, Wahyu Rinjaningsih, mengakui bahwa penumpukan sampah terjadi karena pengurangan ritase pengangkutan dari biasanya. "Kami sedang berupaya menambah ritase pengangkutan yang biasanya tiga kali sehari menjadi hanya sekali sehari," ujarnya.  

Kondisi ini semakin memperburuk lingkungan sekitar pasar dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga serta pedagang. Pemerintah setempat diharapkan segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah sampah yang semakin menggunung ini.