ST PETERSBURG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungan bilateral ke Rusia, Kamis (19/6), guna memperkuat kerja sama di sektor energi. Dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovsky, kedua negara membahas rencana eksplorasi, produksi gas alam cair (LNG), dan pasokan minyak.

Salah satu fokus utama kerja sama adalah modernisasi infrastruktur migas, khususnya untuk optimalisasi produksi dari ladang tua di Indonesia. Rusia menyatakan kesiapan untuk menyuntikkan teknologi terbaru demi mendongkrak produksi dari sumur-sumur yang selama ini kurang produktif.

"Kami bersedia memodernisasi infrastruktur supaya mendongkrak produksi minyak dari ladang tua," ujar Presiden Putin dalam konferensi pers.

Menteri Bahlil menyatakan penjajakan ini penting untuk mencapai target lifting migas nasional yang telah ditetapkan Presiden Prabowo demi mewujudkan swasembada energi. Ia juga mengundang mitra strategis Rusia untuk terlibat dalam eksplorasi migas, khususnya di wilayah lepas pantai yang memiliki potensi temuan cadangan gas baru.

Untuk mendukung langkah tersebut, pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025. Beleid ini memungkinkan pengelolaan ladang tua melibatkan koperasi, BUMD, hingga masyarakat melalui skema business to business (B2B), sekaligus menertibkan sumur ilegal dan memperbaiki dampaknya terhadap lingkungan.

"Ini terobosan baru dari pemerintah agar bisa meningkatkan produksi migas nasional sekaligus memperbaiki tata kelola sumber daya migas," tegas Bahlil.

Hubungan energi Indonesia-Rusia sendiri telah terjalin erat, termasuk melalui proyek kilang minyak dan kompleks petrokimia di Jawa Timur, serta kerja sama di bidang batubara, ketenagalistrikan, dan energi terbarukan.

Pemerintah berharap, kerja sama yang dijajaki ini dapat membuka peluang investasi teknologi tinggi sekaligus memperkuat fondasi industri migas nasional di masa depan.