
BEKASI - Suara alat berat menggema di Kampung Pulo Timaha, Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (9/7), menghancurkan ratusan bangunan yang dianggap liar. Di antara puing-puing yang berjatuhan, terdapat Warung Ikan Gabus Haji Nijar, tempat makan legendaris yang pernah dikunjungi tokoh-tokoh ternama seperti Ibu Iriana Joko Widodo dan seniman Haji Bolot. Muhammad Suhendra (35), penerus usaha keluarga ini, menyaksikan dengan pilu warung yang menjadi simbol budaya Betawi itu diratakan dengan tanah.
"Tempat ini bukan sekadar warung makan, tapi bagian dari sejarah kami," ujar Suhendra yang kini harus memikirkan nasib belasan pegawainya yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan. Tak jauh dari situ, Rade Hutagalung (43) berusaha menghalangi alat berat yang hendak merobohkan bengkel dua lantainya. "Kami mau digusur, tapi beri kami kompensasi yang adil," protesnya sambil berharap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mendengar keluhannya.
Kepala Bidang Trantibum Satpol PP Kabupaten Bekasi Ganda Sasmita menjelaskan bahwa pembongkaran 420 bangunan liar di sempadan jalan dan bantaran sungai ini dilakukan sesuai prosedur. Namun warga menuding ada ketidakadilan dalam pelaksanaannya. "Kenapa bangunan liar di Kampung Kedaung yang menyempitkan sungai seperti got tidak disentuh? Ini jelas tebang pilih," tegas Suhendra.
Di balik debu penggusuran yang menyelimuti Pulo Timaha, tersimpan cerita pilu warga yang bukan hanya kehilangan tempat tinggal dan usaha, tetapi juga sejarah dan identitas mereka. Seperti yang diungkapkan Rade dengan lirih, "Kami hanya ingin didengar, bukan dilawan," saat menyaksikan bengkelnya runtuh perlahan.