Sebanyak 10.000 data konsumen Ninja Xpress berhasil dicuri oleh pekerja harian lepas di internal perusahaan antara Desember 2024 hingga Januari 2025. Kebocoran data ini mengakibatkan ratusan pelanggan menerima paket COD berisi sampah, kain perca, atau tumpukan koran yang sengaja dibuat berat.  

Kasus ini terungkap setelah Ninja Xpress menerima 100 laporan pelanggan tentang paket COD yang isinya tidak sesuai pesanan. AKBP Rafles Langgak Putra Marpaung dari Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya menjelaskan, investigasi menemukan paket-paket tersebut berisi material sampah yang disusun untuk menambah bobot.  

Audit internal perusahaan mengungkap 294 pengiriman COD bermasalah. Pelaku utama adalah pekerja harian berinisial T di cabang Lengkong, Bandung, yang memanfaatkan kelengahan karyawan untuk menyusup ke sistem. T berhasil mencuri informasi lengkap konsumen termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan detail transaksi.  

Polisi telah menangkap T di Bandung pada 5 Mei 2025 bersama mantan kurir FMB di Cirebon. Otak utama berinisial G masih buron. Dalam skema ini, G menjual data seharga Rp2.500 per identitas, dengan pembagian Rp1.000 untuk FMB dan Rp1.500 untuk T. Total keuntungan pelaku mencapai Rp25 juta.  

Ninja Xpress melalui Chief Marketing Officer Andi Junardi Juarsa menyatakan telah memperkuat sistem keamanan dan berkomitmen melindungi data konsumen. Perusahaan juga telah melaporkan kasus ini ke kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut.  

Meski terjadi penipuan, Ninja Xpress memastikan paket asli tetap dikirim sesuai prosedur normal sehingga konsumen tetap menerima barang pesanan mereka yang sebenarnya. Kejadian ini menjadi peringatan penting bagi perusahaan logistik untuk meningkatkan pengawasan terhadap akses data sensitif konsumen.