JAKARTA - Garuda Indonesia Grup sedang menjajaki potensi pembelian pesawat dari produsen Amerika Serikat, Boeing, menyusul kesepakatan tarif resiprokal 19 persen antara Indonesia dan AS. Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia, Cahyadi Indrananto, mengungkapkan bahwa komunikasi dengan Boeing telah dilakukan sejak beberapa waktu terakhir sebagai bagian dari rencana ekspansi maskapai.  

"Komunikasi dengan Boeing telah kami lakukan sebagai langkah strategis jangka panjang untuk penambahan armada menjadi sekitar 120 pesawat dan optimalisasi jaringan penerbangan hingga 100 rute dalam lima tahun ke depan," jelas Cahyadi saat dikonfirmasi pada Kamis (17/7). Ia menambahkan bahwa setelah kesepakatan tarif antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump, pembicaraan dengan Boeing menjadi lebih intensif untuk membahas detail kebutuhan armada, termasuk jenis pesawat, waktu pengiriman, dan teknis pengadaan.  

Kesepakatan tarif baru sebesar 19 persen ini menggantikan tarif sebelumnya yang mencapai 32 persen. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia berencana mengimpor berbagai produk AS, termasuk 50 unit pesawat Boeing yang sebagian besar merupakan tipe Boeing 777.  

Cahyadi juga membuka kemungkinan keterlibatan Danantara sebagai penyokong pembelian pesawat tersebut. "Saat ini sudah ada pihak-pihak yang menunjukkan minat untuk mendanai, meskipun belum bisa kami sebutkan secara rinci," ujarnya. Ia berharap proses ini dapat segera final dan diumumkan dalam waktu dekat.  

Langkah ini sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo yang ingin menjadikan Garuda Indonesia sebagai maskapai besar dengan menambah armada baru. Pembelian pesawat dari Boeing diharapkan dapat memperkuat posisi Garuda di pasar penerbangan global sekaligus mendukung pertumbuhan industri aviasi nasional.