Breaking News :
KanalLogoLogo
Jumat, 22 Agustus 2025

Sosial

Pemprov Jatim Usulkan Pengalihan ke Pelabuhan Jangkar

Mita BerlianaMinggu, 27 Juli 2025 18:23 WIB
Pemprov Jatim Usulkan Pengalihan ke Pelabuhan Jangkar

ilustrasi

ratecard

SITUBONDO - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara resmi meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengaktifkan kembali Pelabuhan Jangkar di Situbondo sebagai alternatif penyeberangan. Selain itu, Khofifah juga mendesak penambahan jumlah armada kapal di lintas Ketapang-Gilimanuk. Langkah ini diambil menyusul antrean panjang yang terjadi di Pelabuhan Ketapang setelah berkurangnya kapal operasional pasca-tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Nyono, menyampaikan bahwa Gubernur Khofifah telah menandatangani surat resmi kepada Kemenhub pada Sabtu (26/7/2025) malam. Meskipun surat resminya baru akan dikirim pada Senin (28/7/2025), pihaknya sudah berkomunikasi awal melalui pesan singkat kepada Dirjen Hubla dan Direktur Transportasi ASDP Ditjen Perhubungan Darat.

Nyono menjelaskan, Pelabuhan Jangkar dapat dimanfaatkan dengan mengalihkan truk bertonase 40 ton ke bawah melalui jembatan timbang Sedarum di Pasuruan, sebelum dialihkan menuju Jangkar untuk menyeberang ke Gilimanuk. Namun, pengalihan tersebut memerlukan dukungan tambahan berupa deviasi kapal ferry berkapasitas besar dari Jangkar menuju Gilimanuk.

Bupati Banyuwangi Minta Tambahan Kapal

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga telah mengajukan permintaan kepada Kemenhub untuk penambahan kapal penyeberangan di Pelabuhan Ketapang guna mengurai kemacetan yang sudah berlangsung selama sepekan terakhir. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa permintaan ini merupakan hasil rapat koordinasi bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat.

"Kami sudah meminta kepada Kemenhub penambahan armada kapal yang dioperasikan di Pelabuhan Ketapang, atau perbantuan kapal dari pelabuhan lain untuk mengangkut kendaraan tonase besar," kata Ipuk pada Kamis (24/7/2025). Menurut data otoritas pelabuhan, saat ini hanya 11 dari 17 unit kapal yang beroperasi untuk mengangkut truk sumbu tiga dengan tonase di atas 35 ton. Kapal-kapal lainnya masih dalam tahap perbaikan dan perawatan pasca-evaluasi keselamatan menyusul tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

Penyebab Kemacetan Panjang di Pelabuhan Ketapang

Sejak tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada 2 Juli 2025, Kementerian Perhubungan mengurangi jumlah kapal aktif lintas Ketapang-Gilimanuk dari 15 menjadi hanya enam unit. Pengurangan ini dilakukan untuk evaluasi keselamatan oleh otoritas pelayaran KSOP Tanjungwangi. Selain pengurangan jumlah kapal, terdapat pula penyesuaian beban dan panjang ramp door kapal LCT (Landing Craft Tank), yang biasa digunakan untuk mengangkut truk beban berat. Akibatnya, kapal LCT yang sebelumnya mampu mengangkut hingga 20 kendaraan kini hanya diizinkan membawa lima kendaraan. Nyono menyatakan bahwa penurunan jumlah kapal aktif dan pembatasan kapasitas ini jelas menyebabkan antrean panjang.

Kronologi Kemacetan di Pelabuhan Ketapang

Kemacetan parah di Pelabuhan Ketapang dilaporkan sudah berlangsung lebih dari satu minggu. Presiden Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), Irham Ali Saefuddin, menyatakan bahwa antrean kendaraan bahkan telah mencapai Taman Nasional Baluran sejauh 50 kilometer. Ia menambahkan bahwa meskipun kemacetan sudah terjadi seminggu lebih, tiga hari terakhir adalah yang terparah. Ratusan truk logistik, angkutan barang, bus, dan kendaraan pribadi terpaksa menginap di area parkir dermaga Pelabuhan Ketapang, dengan truk-truk besar dilaporkan mengantre selama lebih dari tiga hari tanpa kepastian jadwal penyeberangan. Sopir truk pengangkut obat bahkan mengaku sudah tiga hari menunggu giliran di pelabuhan.

Dampak kemacetan ini tidak hanya dirasakan oleh logistik, tetapi juga wisatawan yang hendak menyeberang ke Bali. Total kemacetan tercatat mencapai hingga 10 kilometer di sekitar Pelabuhan Ketapang, memperlambat mobilitas penumpang dan distribusi barang menuju Pulau Bali.

Kemacetan Menjalar ke Pelabuhan Jangkar

Antrean kendaraan logistik juga terjadi di Pelabuhan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menyusul pembatasan operasional kapal di lintasan Ketapang (Banyuwangi)–Gilimanuk (Bali). Kebijakan pembatasan ini diberlakukan setelah adanya inspeksi keselamatan oleh Kementerian Perhubungan pasca-tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Dampaknya, arus kendaraan yang hendak menyeberang ke Bali menumpuk dan menyebabkan kemacetan panjang di jalur Pantura Situbondo–Banyuwangi.

Supervisor ASDP Penanggung Jawab Pelabuhan Jangkar, Slamet Santoso, mengatakan bahwa saat ini hanya ada satu armada kapal yang melayani rute Jangkar (Situbondo)–Lembar (Lombok, NTB). Kondisi ini menyebabkan antrean truk setiap hari di Pelabuhan Jangkar menunggu kapal sandar. Slamet menjelaskan bahwa antrean saat ini lebih banyak setelah adanya imbauan dari kepolisian kepada para sopir truk yang hendak menyeberang ke Lembar untuk melewati Pelabuhan Jangkar. Imbauan tersebut dikeluarkan lantaran Pelabuhan Ketapang mengalami kepadatan ekstrem sejak sepekan terakhir, yang turut mengganggu lalu lintas di jalur Pantura. Slamet berharap pemerintah segera menambah jumlah kapal yang melayani rute Jangkar–Lembar untuk mengurai penumpukan truk logistik, mengingat satu armada kapal rute Jangkar–Lembar membutuhkan 40 jam untuk kembali ke Pelabuhan Jangkar karena perjalanan menuju Lembar butuh waktu sekitar 14 jam dan proses bongkar muat memakan waktu 6 jam.

Pilihan Untukmu