
JAKARTA - Sejumlah lansia berbondong-bondong datang ke bank untuk melakukan transaksi kecil karena khawatir rekening mereka akan diblokir PPATK. Seorang teller bank di Depok menceritakan, seorang nasabah lansia menarik uang bukan karena kebutuhan, melainkan sekadar agar rekeningnya tetap aktif. "Beliau bilang ini hanya untuk mencegah pemblokiran, setelah dengar kabar dari tetangga," ujar teller berinisial E.
Fenomena serupa terjadi di berbagai bank. Teller di Jakarta Barat, L, mengaku banyak nasabah lansia yang bingung dan khawatir meski tidak marah. "Mereka bertanya kenapa rekening pribadi tiba-tiba dibekukan, padahal hanya dipakai untuk menabung atau menerima transfer dari anak," jelas L.
Menanggapi hal ini, Kepala Biro Humas PPATK Natsir Kongah menyatakan sebagian besar rekening dormant yang sempat diblokir kini sudah dibuka kembali. "Masyarakat tidak perlu panik. Untuk reaktivasi, cukup bawa KTP dan buku tabungan ke bank," jelas Natsir.
PPATK menjelaskan kebijakan ini bertujuan mencegah penyalahgunaan rekening tidak aktif untuk kejahatan seperti judi online dan pencucian uang. Sepanjang 2024, lebih dari 28.000 rekening terindikasi digunakan untuk aktivitas mencurigakan.
Bank dan PPATK menyediakan layanan pengaduan melalui WhatsApp dan email bagi nasabah yang ingin mengaktifkan kembali rekeningnya. PPATK menegaskan kebijakan ini bukan untuk menyulitkan nasabah, melainkan melindungi sistem keuangan dari aktivitas ilegal.