JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi empat wilayah di Indonesia akan memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2025. Berdasarkan laporan terbaru BMKG, 45 persen zona musim di Indonesia telah mengalami kemarau hingga akhir Juli 2025, mencakup sebagian besar Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), serta sebagian Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.  

Menurut Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari, wilayah Sumatera dan Kalimantan diduga telah melewati puncak musim kemarau, dengan curah hujan Agustus diprediksi lebih tinggi dibanding Juli. Sebagian besar Sulawesi dan Jawa Barat juga telah melewati fase puncak kemarau. Sementara itu, Maluku baru akan memasuki musim kemarau.  

Empat wilayah yang diprediksi masih mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2025 adalah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan, serta mengelola pasokan air secara efisien untuk kebutuhan irigasi, air baku, dan operasional PLTA.  

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya adaptasi di sektor pertanian, termasuk penyesuaian jadwal tanam dan pemilihan varietas tanaman tahan kering. Ia juga menyebut wilayah dengan kemarau basah berpeluang memperluas lahan tanam dengan pengendalian hama. Informasi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pengambil kebijakan dalam menyusun strategi menghadapi musim kemarau 2025.