
JAKARTA - Dua warga Penjaringan, Jakarta Utara, mengalami luka bacok setelah berusaha menolong tiga calon anak buah kapal (ABK) yang kabur dari tempat penyekapan di kawasan Muara Baru. Ketiga korban penyekapan berinisial RA (20), AS (18), dan RH (20) berasal dari Majalengka, Jawa Barat, dan berhasil melarikan diri dengan berenang sejauh 200 meter melintasi Waduk Pluit sebelum meminta pertolongan warga setempat.
Ketika tiba di daratan, ketiganya langsung meminta bantuan Wakil RT 19 Muara Baru, Hindun, yang kemudian mengerahkan putranya, Muhammad Khafi, dan beberapa pemuda lain untuk membantu. Setelah mendengar cerita korban, Khafi mendatangi mess tempat mereka disekap untuk meminta penjelasan sekaligus mengambil barang-barang pribadi ketiganya.
Namun, saat tiba di lokasi, Khafi justru dihadapi empat penjaga mess yang bersikap kasar. "Saya sempat emosi di sana, terjadi cekcok dan adu mulut," ujar Khafi. Situasi memanas ketika salah satu penjaga mengacungkan celurit. Khafi berhasil menghindar dari sabetan pertama, tetapi rekannya terkena bacokan. Pada sabetan kedua, jari telunjuk tangan kanan Khafi terluka.
Melihat kejadian tersebut, warga yang marah langsung mengeroyok para penjaga mess. Meski demikian, kasus ini tidak dilaporkan ke polisi karena pelaku mendapat perlindungan dari tokoh masyarakat setempat.
Sebelumnya, ketiga calon ABK mengaku tergiur lowongan kerja di Facebook yang menjanjikan gaji Rp6 juta per bulan. Namun, setelah tiba di Muara Baru, mereka justru disekap di sebuah mess sempit dan dipaksa menerima kontrak kerja selama satu tahun dengan berbagai potongan gaji. Merasa dirugikan, mereka memutuskan kabur dengan berenang melintasi Waduk Pluit sebelum akhirnya mendapat pertolongan warga.
Kasus ini kembali memantapkan Muara Baru sebagai salah satu titik rawan praktik penipuan lowongan kerja ABK dengan modus penyekapan dan pemerasan terhadap korban.