
JAKARTA - Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu memproyeksikan penjualan mobil di Indonesia tahun 2025 berpotensi turun di bawah 800.000 unit jika sejumlah masalah mendasar tidak segera ditangani. Meski pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 berhasil menarik sekitar 500.000 pengunjung dan memberikan dorongan positif di Juli 2025, dampaknya dinilai belum cukup kuat untuk mengatasi pelemahan daya beli yang terjadi sejak tahun sebelumnya.
Data Gaikindo menunjukkan kenaikan tipis penjualan bulan Juli 2025 dengan wholesales (penjualan pabrik ke diler) naik 4,8% menjadi 60.552 unit dibanding bulan sebelumnya. Namun secara tahunan, angka tersebut masih turun 18,4% dibanding Juli 2024. Secara kumulatif Januari-Juli 2025, penjualan wholesales hanya mencapai 435.390 unit atau turun 10,1% dari periode yang sama tahun lalu.
Yannes menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga pembiayaan untuk memperbaiki kondisi pasar. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan antara lain pertumbuhan ekonomi makro, kenaikan harga mobil yang rata-rata 7% per tahun, percepatan pemberian insentif, serta penyederhanaan pajak daerah. Tanpa perbaikan di sektor-sektor tersebut, target penjualan tahun ini diprediksi sulit tercapai.
Catatan tahun 2024 menunjukkan penurunan penjualan sebesar 13,9% dengan total 865.723 unit dibanding tahun 2023 yang mencapai 1.005.802 unit. Tren penurunan ini diperkirakan akan berlanjut jika kondisi ekonomi tidak menunjukkan perbaikan signifikan di semester kedua 2025.