
JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) akan memperketat standar operasional program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul insiden keracunan yang menimpa 196 siswa dan guru di Sragen, Jawa Tengah. Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan akan meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memendekkan waktu memasak, memilih bahan baku lebih ketat, serta memastikan makanan didistribusikan ke sekolah dalam waktu kurang dari 4 jam setelah dimasak.
"Kami akan meningkatkan SOP termasuk pengawasan bahan baku dan memperpendek waktu penyiapan hingga pengiriman makanan ke sekolah," tegas Dadan di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (12/8/2025). Langkah ini diambil setelah 196 orang - terdiri dari siswa SDN 4 Gemolong, SMPN 3 Gemolong, guru, karyawan, dan keluarga siswa - mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi MBG yang disiapkan Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong-1.
Meski jumlah korban cukup besar, Kepala Puskesmas Gemolong dr. Agus Pranoto Budi memastikan tidak ada yang memerlukan rawat inap. "Kondisi korban sudah membaik," ujarnya. Saat ini program MBG telah menjangkau hampir 20 juta penerima manfaat melalui 5.103 SPPG di seluruh Indonesia yang bermitra dengan berbagai institusi termasuk TNI, Polri, ormas, dan asosiasi bisnis.
Dadan menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam program strategis Presiden Prabowo Subianto ini, sambil terus menyempurnakan mekanisme distribusi untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Sebanyak 14.000 SPPG tambahan saat ini sedang dalam proses persiapan untuk memperluas cakupan program.