
Jakarta – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4% pada tahun 2026. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut target tersebut sebagai langkah awal yang penting dan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, sekaligus menjadi pijakan menuju skenario jangka menengah dengan ambisi mencapai 8%. Pernyataan itu disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR di Jakarta, Jumat (22/8).
Sri Mulyani menekankan, meskipun penuh optimisme, target pertumbuhan tinggi selalu diiringi risiko. “Dalam growth target yang tinggi, selalu ada baseline dan downside risk yang harus diperhatikan, sehingga momentum pertumbuhan tetap terjaga tanpa kehilangan kredibilitas, serta ditopang dengan kebijakan yang konsisten,” ujarnya.
Untuk menjaga stabilitas sekaligus memacu pertumbuhan, Kementerian Keuangan akan bekerja sama erat dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan mampu menciptakan kondisi ekonomi yang tidak hanya stabil, tetapi juga cukup kuat untuk mendorong akselerasi ekonomi di tahun 2026.
Langkah konkret yang ditempuh pemerintah mencakup diversifikasi instrumen fiskal, baik dari sisi belanja negara, pembiayaan, maupun penerimaan pajak. Pemerintah juga menyiapkan berbagai stimulus agar kebijakan fiskal selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan masyarakat, sehingga iklim investasi tetap terjaga.
Sri Mulyani mengakui tantangan utama ada pada menjaga keseimbangan antara peningkatan penerimaan negara dengan dukungan terhadap iklim investasi. “Tugas kami berat di dua sisi ekstrem: menaikkan penerimaan pajak sekaligus menciptakan ruang investasi untuk growth yang lebih tinggi. Ini akan dijaga secara hati-hati, balance di antara dua tujuan yang berbeda,” tegasnya.
Dengan target pertumbuhan 5,4% di 2026, pemerintah berharap dapat membuka ruang lebih besar bagi lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan daya saing ekonomi nasional. Upaya ini diharapkan menjadi batu loncatan menuju capaian ambisius pertumbuhan 8% dalam skenario jangka menengah.