
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pelaku utama dalam pembiayaan berkelanjutan di sektor keuangan nasional. Komitmen jangka panjang BRI terhadap prinsip sustainability mendapat pengakuan dalam KEHATI ESG Award 2025. Pada ajang yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), BRI dinobatkan sebagai pemenang pada Sektor Debt & Project Financing pada kategori Issuer/Borrower.
Apresiasi tersebut diberikan kepada institusi keuangan
yang dinilai konsisten membangun struktur pendanaan berbasis sustainability
dan mendorong dampak nyata terhadap pembangunan berkelanjutan. Hingga akhir
Triwulan II 2025, total dana wholesale yang dihimpun BRI melalui
instrumen pembiayaan berbasis ESG mencapai Rp73,45 triliun, setara dengan
65,65% dari keseluruhan pendanaan wholesale. Portofolio tersebut
mencakup Sustainability Bond, tiga tahap Green Bond, Inclusivity-based
Securites, Repo ESG, Sustainability Linked Loan, Social
Loan, serta Social Bond.
Dalam menerbitkan bond berbasis keberlanjutan, BRI mengacu
pada standar-standar yang berlaku, diantaranya POJK No. 60 tahun 2017 terkait Penerbitan
dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond)
yang diperbarui melalui POJK No. 18 tahun 2023 terkait Penerbitan dan
Persyaratan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk Berlandaskan Keberlanjutan.
Tidak hanya mengacu pada regulasi nasional, BRI juga berpedoman pada guidelines
penerbitan instrumen bond yang dikeluarkan International Capital
Market Association (ICMA). Dengan mengacu pada ketentuan dan standar yang
berlaku, BRI memastikan bahwa penerbitan obligasi dilakukan dengan transparan
dan akuntabel, mulai dari pemilihan proyek yang didanai, pengelolaan hasil
dana, hingga pelaporan dampak yang terukur.
Setiap tahunnya, BRI menerbitkan impact report berisikan
alokasi hasil penerbitan Green Bond melalui Laporan Keberlanjutan.
Pendanaan yang berhasil dihimpun BRI melalui Green Bond, disalurkan ke
sektor KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) yakni energi baru terbarukan
serta pengelolaan sumber daya hayati dan lahan berkelanjutan. Selain itu,
penyaluran juga dilakukan melalui sektor sosial yang bertujuan untuk penciptaan
lapangan kerja dan mendorong pemberdayaan ekonomi.
Berdasarkan impact report tahun 2024, pembiayaan
proyek energi baru terbarukan yang didukung BRI memiliki potensi menghasilkan
5,6 juta MWh energi terbarukan per tahun dan menghindarkan emisi gas rumah kaca
hingga 3,9 juta ton CO₂e per tahun. Dari sisi sosial, penyaluran alokasi Green
Bond diestimasikan telah menciptakan lebih dari 21.500 lapangan pekerjaan
baru di segmen UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Di tahun 2025, BRI kembali menerbitkan instrumen
berkelanjutan yakni Social Bond senilai Rp5 triliun. Kerangka social
bond BRI menetapkan 6 (enam) kategori proyek yang memenuhi syarat untuk
dapat dibiayai, diantaranya Infrastruktur Dasar yang Terjangkau, Akses ke
Layanan Esensial, Perumahan Terjangkau, Penciptaan Lapangan Kerja, Ketahanan
Pangan dan Sistem Pangan Berkelanjutan, Kemajuan Sosial-Ekonomi. Alokasi dari Social
Bond akan disalurkan melalui pembiayaan kepada segmen UMKM.
Inisiatif-inisiatif penghimpunan dana berbasis sustainability
yang dijalankan BRI juga bertujuan untuk berkontribusi pada pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs),
khususnya pada Tujuan No. 7 - Energi Bersih dan Terjangkau, Tujuan No. 13 –
Penanganan Perubahan Iklim, serta Tujuan No. 8 - Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan
Ekonomi.
Direktur Human Capital & Compliance BRI A.
Solichin Lutfiyanto mengungkapkan bahwa penghargaan ini mencerminkan pengakuan
atas konsistensi BRI dalam mengintegrasikan prinsip sustainability ke
dalam praktik bisnis yang berdampak nyata bagi ekonomi, lingkungan, dan
masyarakat. Ia menekankan bahwa keberlanjutan dijalankan bukan sebagai
kewajiban, melainkan bagian integral dari pengambilan keputusan strategis di
seluruh lini bisnis dan operasional Perseroan.
“Penghargaan ini menegaskan peran BRI dalam mendorong
praktik pembiayaan berkelanjutan di Indonesia. ESG tidak kami pandang sebagai
kewajiban, melainkan sebagai kerangka transformasi untuk memperkuat ketahanan
model bisnis dan meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan nasional. Kami
percaya bahwa hanya institusi yang mampu menempatkan keberlanjutan sebagai
keunggulan strategis yang akan tetap relevan dalam dinamika industri keuangan
global,” ungkapnya.
Dalam Indeks SRI-KEHATI, BRI masuk dalam jajaran ESG
Quality 45 dan ESG Sector Leaders, yang menegaskan konsistensi perseroan
dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan di setiap strategi bisnis. Capaian
tersebut mengukuhkan peran strategis BRI sebagai penggerak pertumbuhan inklusif
yang selaras dengan upaya menjaga keberlanjutan bagi generasi mendatang.