JAKARTA — Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai langkah pemerintah dalam menangani gejolak sosial belakangan ini masih bersifat sementara dan tidak menyentuh akar permasalahan. Meski gelombang unjuk rasa telah mereda, ia memperingatkan bahwa kondisi saat ini ibarat "api dalam sekam" yang dapat menyala kembali jika pemerintah tidak segera mengubah pendekatannya.  

“Langkah pemerintah baru tahap awal. Api dalam sekam itu bisa suatu saat muncul lagi kalau tidak ada perubahan pola,” ujar Mahfud MD, Selasa (2/9/2025).  

Menurutnya, pemerintah baru sebatas meredam gejolak tanpa menyelesaikan masalah inti yang memicu demonstrasi. Mahfud menegaskan bahwa akar ketidakpuasan masyarakat berasal dari dua sektor krusial: ekonomi dan hukum. Di bidang ekonomi, ia menyoroti tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengangguran, serta kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, yang bertolak belakang dengan klaim pemerintah tentang kondisi ekonomi yang membaik.  

Sementara di bidang hukum, Mahfud menilai masih adanya politisasi hukum, penundaan eksekusi putusan pengadilan, dan lambatnya penyelesaian kasus-kasus besar, seperti pencucian uang, yang semakin mengikis kepercayaan publik terhadap negara.  

Mahfud juga mengkritik pola komunikasi pemerintah yang dinilai terlalu optimistis tanpa diiringi kepekaan terhadap realitas yang dihadapi masyarakat. Ia mendorong pemerintah untuk mengambil langkah strategis jangka panjang yang transparan dan berpihak pada rakyat agar stabilitas nasional dapat pulih secara berkelanjutan.  

“Kalau akar masalah tidak disentuh, api dalam sekam itu bisa kembali jadi ancaman di masa depan,” tegasnya.