
SIDOARJO – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu garda terdepan dalam penanganan musibah ambruknya masjid asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Desa Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Hingga Selasa (30/9/2025), tim PMI masih bersiaga bersama BPBD, Basarnas, Damkar, TNI, Polri, dan relawan lain di lokasi kejadian.
Sejak awal insiden, PMI Sidoarjo langsung mengerahkan personel, ambulans, dan tenaga medis untuk membantu proses evakuasi serta memberikan pelayanan kesehatan darurat. “Fokus utama kami saat ini adalah membantu evakuasi enam korban yang diduga masih terjebak di bawah puing-puing bangunan, sekaligus memastikan pelayanan medis darurat tetap berjalan. PMI juga menyiapkan armada ambulans untuk merujuk korban ke rumah sakit,” ujar staf SDM PMI Sidoarjo, M. Musa Kalimmulloh.
Data sementara mencatat sejumlah korban telah mendapat perawatan di rumah sakit sekitar. Di RSUD Sidoarjo terdapat 32 pasien rawat jalan dan 6 pasien rawat inap. Di RSI Siti Hajar, 38 pasien rawat jalan, 2 pasien ditangani di IGD, dan 1 korban meninggal dunia. Sementara di RS Delta Surya Sidoarjo, tercatat 4 pasien rawat jalan dan 6 pasien masih dalam perawatan intensif.
Untuk mendukung operasi berkelanjutan, PMI Sidoarjo menerjunkan sembilan personel dengan sistem dua shift. Selain membantu evakuasi, PMI juga memberikan layanan kesehatan di lokasi serta mendistribusikan bantuan darurat kepada santri dan warga terdampak.
Musa menegaskan, PMI akan terus berada di lokasi hingga seluruh operasi pencarian dan evakuasi dinyatakan selesai. “Kami berkomitmen memberikan layanan kemanusiaan maksimal, baik bagi korban maupun keluarga yang terdampak,” tambahnya.
Insiden ambruknya masjid asrama putra Ponpes Al Khoziny terjadi Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB saat para santri tengah melaksanakan Salat Ashar berjamaah. Peristiwa ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga besar pesantren dan masyarakat sekitar. Hingga kini, pemerintah daerah, aparat keamanan, dan lembaga kemanusiaan terus berkoordinasi agar seluruh korban mendapat penanganan terbaik.