
SIDOARJO - Sejumlah santri Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo yang masih terjebak dalam reruntuhan bangunan mushala terus memberikan sinyal kehidupan dengan cara memukul-mukul beton dari dalam puing-puing.
Ketua Alumni Pusat Al Khoziny Sidoarjo Zainal Abidin menjelaskan bahwa suara tersebut muncul secara naluriah dari para santri yang berusaha mendapatkan pertolongan, meski sempat menimbulkan kebingungan di antara petugas Basarnas yang awalnya mengira akan terjadi runtuhan lanjutan.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Kelas A Surabaya Didit Arie Ristandy mengonfirmasi bahwa memang terjadi sedikit guguran material namun tidak mengubah struktur bangunan yang sudah ambruk. Proses evakuasi dilakukan dengan tingkat kewaspadaan tinggi mengingat kondisi struktur bangunan yang tidak stabil, dimana setiap guguran kecil sekalipun berpotensi menimbulkan kepanikan di antara personel penyelamat.
Hingga saat ini Kantor SAR Kelas A Surabaya mencatat 102 korban telah berhasil dievakuasi dengan 11 diantaranya dievakuasi oleh petugas, sementara tiga santri dinyatakan meninggal dunia dan proses pencarian korban yang masih terjebak terus berlanjut.