JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan belum menerima laporan mengenai penutupan pabrik atau pemutusan hubungan kerja dari PT Sepatu Bata Tbk, meskipun perusahaan tersebut telah menghapuskan kegiatan usaha industri alas kaki untuk kebutuhan sehari-hari.

Kepala Biro Humas Kemenaker Sunardi Manampiar Sinaga mengonfirmasi bahwa "Hingga saat ini sesuai informasi dari Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan belum ada laporan" mengenai hal tersebut. Keputusan penghapusan lini bisnis sepatu ini telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang digelar pada 25 September 2025, dimana perseroan menyetujui perubahan Anggaran Dasar untuk menghapus kegiatan usaha industri alat kaki untuk kebutuhan sehari-hari.

Dalam RUPSLB tersebut juga disetujui pengunduran diri Rajeev Gopalakrishnan dari jabatan Presiden Komisaris. Langkah strategis ini terjadi di tengah tekanan kinerja keuangan perusahaan, yang sebelumnya telah ditandai dengan penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat pada April 2024. Corporate Secretary Sepatu Bata TBK Hatta Tutuko kala itu menjelaskan bahwa penutupan pabrik Purwakarta disebabkan oleh menurunnya permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di lokasi tersebut, dimana kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.