Breaking News :
KanalLogoLogo
Rabu, 03 Desember 2025

Ekbis

Sektor Manufaktur Serap 20,3 Juta Pekerja dan Jadi Kontributor Terbesar Ekspor Nasional

Mita BerlianaRabu, 12 November 2025 22:59 WIB
Sektor Manufaktur Serap 20,3 Juta Pekerja dan Jadi Kontributor Terbesar Ekspor Nasional

dok. kemenperin

ratecard

JAKARTA - Sektor manufaktur Indonesia terus menunjukkan ketangguhannya sebagai tulang punggung perekonomian nasional dengan menyerap 20,31 juta tenaga kerja hingga Agustus 2025, setara dengan 13 persen dari total tenaga kerja nasional. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan capaian positif ini dalam pembukaan pameran IPCS di Pusdiklat Industri Kemenperin, Jakarta Selatan, pada Rabu (12/11/2025). “Tenaga kerja di sektor manufaktur mencapai 20,31 juta per Agustus 2025, yang merepresentasikan 13 persen dari total tenaga kerja nasional,” ujar Agus. Ia menekankan bahwa industri manufaktur tidak hanya berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja, tetapi juga dalam menarik investasi dan kontribusi terhadap ekspor nasional.


Investasi di sektor manufaktur menunjukkan tren positif dengan realisasi investasi di industri pengolahan non migas mencapai 37,73 persen dari total investasi nasional pada kuartal III-2025. Sementara itu, kinerja ekspor manufaktur mencatat pertumbuhan hingga 11 persen dengan kontribusi 81 persen dari total ekspor nasional berasal dari sektor ini. “Investasi juga not bad, 37,73 persen dari total investasi yang masuk ke IPNM, ekspor ini luar biasa, ekspor luar biasa kalau tidak salah peningkatannya 9-11 persen dimana tercatat 81 persen dari total ekspor nasional itu berasal dari manufaktur,” papar Agus. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada kuartal III-2025, kinerja industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,58 persen secara tahunan, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,04 persen. Kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto nasional mencapai 17,39 persen, menjadikannya sebagai penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi dengan angka 1,04 persen.


Meski mencatat performa positif, Menperin menyoroti tingkat utilisasi kapasitas produksi industri nasional yang masih rata-rata di bawah 60 persen. Kondisi ini menunjukkan masih adanya ruang besar untuk mendorong peningkatan produktivitas industri dalam negeri. “Artinya masih banyak ruang untuk mengoptimalkan kapasitas produksi nasional, apalagi jika kita selaraskan dengan hasil survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dilakukan oleh Kemenperin. Sejak pertama kali survei IKI dilakukan, nilainya tidak pernah di bawah 50 poin,” paparnya. Pada Oktober 2025, IKI tercatat di level 53,5 poin, menandakan optimisme pelaku industri terhadap prospek usaha masih kuat. Sementara Purchasing Managers' Index manufaktur berada di level 51,2 poin, yang juga mencerminkan ekspansi sektor industri. Agus menegaskan bahwa Kemenperin tetap menggunakan IKI sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan, dan optimisme pelaku industri perlu dikonversikan menjadi peningkatan utilisasi industri pengolahan non migas.

Pilihan Untukmu