Breaking News :
KanalLogoLogo
Rabu, 03 Desember 2025

Sosial

Presiden Prabowo Perintahkan Audit Empat Rumah Sakit di Papua

Mita BerlianaSelasa, 25 November 2025 14:27 WIB
Presiden Prabowo Perintahkan Audit Empat Rumah Sakit di Papua

humas pemda papua

ratecard

JAKARTA -  Presiden Prabowo Subianto memerintahkan dilakukannya audit terhadap empat rumah sakit di Papua yang menolak memberikan pelayanan kepada seorang ibu hamil hingga akhirnya meninggal dunia. Empat rumah sakit tersebut adalah RSUD Yowari, RS Dian Harapan, RSUD Abepura, dan RS Bhayangkara.

Perintah tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian usai rapat terbatas pada Senin (24/11/2025). “Saya melapor pada beliau. Jadi di antaranya itu, perintah beliau untuk segera lakukan perbaikan, audit,” ujar Tito.

Audit tidak hanya dilakukan terhadap rumah sakit, tetapi juga pejabat dinas kesehatan, pejabat kabupaten, pejabat provinsi, hingga rumah sakit swasta. “Audit internal masalahnya di mana. Dikumpulkan rumah sakit-rumah sakit itu, termasuk juga pejabat-pejabat yang di Dinas Kesehatan dan lain-lain, baik provinsi, kabupaten, dan juga yang swasta,” kata Tito. Ia menambahkan bahwa regulasi yang terkait pelayanan kesehatan, termasuk peraturan daerah dan aturan di Kemendagri, juga akan dievaluasi.

Audit akan dipimpin oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang telah mengirimkan tim khusus ke Papua. “Segera lakukan audit untuk mengetahui pokok masalahnya dan lakukan perbaikan. Apakah fasilitasnya, atau tata kelolanya, atau orangnya, ataukah aturannya. Ini yang kami tunggu nanti,” ujar Tito.

Anggota Komisi IX DPR, Neng Eem Marhamah Zulfa, juga mendesak adanya perbaikan layanan kesehatan setelah kasus Irene Sokoy, ibu hamil yang meninggal bersama bayinya usai ditolak oleh empat rumah sakit di Jayapura. “Kami berduka atas meninggalnya seorang ibu dan bayinya. Peristiwa ini menjadi cermin retaknya pelayanan kesehatan, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Kami berharap kasus ini diusut tuntas untuk menemukan akar masalah dan mencegah kejadian serupa,” ujarnya.

Menurut Neng Eem, kasus ini menunjukkan rendahnya kepedulian fasilitas kesehatan terhadap ibu hamil. “Dalam kondisi darurat, seharusnya korban segera mendapat tindakan medis, bukan mengalami penolakan berulang,” tambahnya. Ia meminta pemerintah memastikan pemerataan fasilitas kesehatan, ketersediaan dokter spesialis, serta prosedur penanganan darurat di seluruh Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun, Irene Sokoy meninggal pada Senin (17/11/2025) pukul 05.00 WIT setelah melalui perjalanan panjang dari RSUD Yowari, RS Dian Harapan, RSUD Abepura, hingga RS Bhayangkara tanpa mendapatkan penanganan yang memadai. Kepala Kampung Hobong, Abraham Kabey yang juga mertua almarhumah, menjelaskan bahwa Irene mulai merasakan kontraksi pada Minggu siang (16/11). Ia dibawa ke RSUD Yowari menggunakan speedboat, tetapi tidak segera ditangani karena dokter tidak ada di tempat. Proses pembuatan surat rujukan pun berlangsung lambat.

Keluarga kemudian membawa Irene ke RS Dian Harapan dan RSUD Abepura, namun kembali tidak mendapatkan layanan. Upaya terakhir dilakukan di RS Bhayangkara, tetapi keluarga diminta membayar uang muka Rp 4 juta karena kamar pasien BPJS penuh.

Kasus ini memicu perhatian luas dan menjadi sorotan nasional, mendorong pemerintah pusat melakukan audit menyeluruh untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.

Pilihan Untukmu