Calon Gubernur Jakarta
nomor urut 1, Ridwan Kamil menghebohkan publik usai melakukan kampanye tentang ‘janda’
pada Sabtu, (16/11) lalu.
“Nanti janda-janda
akan disantuni oleh Pak Habiburokhman, akan diurus lahir-batin oleh bang Ali
Lubis. Akan diberi sembako oleh bang Adnan. Dan kalau cocok akan dinikahi oleh
bang Ryan” Kata Ridwan Kamil dalam video kampanye-nya yang tersebar luas di
media sosial.
Video tersebut sukses
membuat publik geram lantaran dinilai melecehkan para janda.
Beberapa wanita bahkan terang-terangan
mengungkapkan kekecewaannya terhadap candaan yang dilontarkan Calon Gubernur
Jakarta tersebut.
Mereka menilai Ridwan
Kamil seolah menjadikan wanita, khususnya yang menyandang status ‘janda’ sebagai
objek yang dapat dibagi-bagikan.
Tak tinggal diam, Mantan
Gubernur Jakarta, Anies Baswedan pun turun tangan menanggapi viralnya isu
tersebut.
Anies merasa maklum jika publik
murka mendengar kampanye tersebut karena di Indonesia ini tak sedikit wanita
yang menyandang status janda.
Bahkan, ibu dari Anies
Baswedan dan Ridwan Kamil sendiri pun berstatus sebagai janda.
Oleh sebab itu, Anies
merasa bahwa cara pandang Ridwan Kamil itu salah fatal.
Menurutnya, sangat tidak
pantas menjadikan status ‘janda’ sebagai bahan becandaan. Daripada menggunakan
istilah ‘janda’ menurut Anies lebih baik menggunakan istilah ‘ibu tunggal’.
"Kalau begitu itu
gak pantas untuk berncanda, gak boleh, kita saja dengernya itu malu, marah,
sedih itu orang tua kita, lho orang-orang tua kita. Saya gak mau buat istilah
janda ya. Ibu saya, orang tua kita dan ibunya Pak RK itu ibu tunggal. Jadi cara
pandangnya itu salah paham apa salah fatal?," Tegur Anies Baswedan dalam
video yang diunggah akun TikTok @pujanggajakarta Selasa, (26/11).
Moment tersebut tampak direkam
secara diam-diam dalam sebuah pertemuan tertutup.
Tak sekedar mengkritik, Anies
Baswedan juga menyampaikan pendapatnya terkait upaya terbaik dalam menyejahterakan
para ibu tunggal.
Menurutnya, mencarikan
pendamping seperti yang dituturkan Ridwan Kamil dalam kampanye tersebut bukanlah
opsi yang tepat. Baginya, alangkah lebih baik jika negara memikirkan solusi
bagaimana para ibu tunggal itu dapat hidup mandiri.
“Negara kalau lihat
ada ibu tunggal, bukan mencari laki-laki untuk menyelesaikan masalahnya, tapi harusnya
negara berpikir bagaimana membuat ibu tuggal itu mandiri, kalau ibu tunggal
mandiri maka masalahnya selesai. Jika memang ada laki-laki yang mau menikahi
itu baik-baik saja, itu proses alami lumrah. Tapi negara tidak berwenang
mengatur.” Pungkas Anies Baswedan.
(Ana)