
BANTEN - Sebanyak 2.200 pekerja di pabrik sepatu PT Victory Chingluh di Tangerang, Banten, mengalami pemutusan hubungan kerja pada Oktober 2025. Data ini dirangkum oleh Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia per akhir Oktober 2025, menandai gelombang PHK kedua dalam setahun di perusahaan yang memproduksi sepatu untuk merek global Nike tersebut.
Sekretaris Jenderal KASBI Andi Kristiantono menjelaskan bahwa PHK kali ini merupakan kelanjutan dari kebijakan serupa di awal tahun. "Awal Januari 2025, PHK sebanyak 2.400-an karyawan. Per Oktober ini, PHK lagi sebanyak 2.200 orang. PHK saat ini merupakan rangkaian dari yang sebelumnya," ujar Andi saat dikonfirmasi pada Jumat, 31/10/2025.
Andi menyatakan bahwa 2.200 karyawan yang baru di-PHK telah menerima pesangon, namun KASBI menyayangkan respons pemerintah yang dianggap kurang optimal dalam menangani kasus ini. "Padahal kan dalam konteks ini, negara sendiri kan semestinya melakukan upaya pencegahan terhadap PHK. Tapi kan faktanya pemerintah enggak menjalankan itu," kata Andi.
KASBI juga mempertanyakan alasan PHK yang diberikan perusahaan, dimana pihak PT Victory Chingluh menyebut faktor banyaknya barang yang dikembalikan atau diretur sebagai penyebab PHK. Menurut Andi, alasan ini terasa janggal mengingat di Tangerang terdapat dua perusahaan yang memasok sepatu untuk Nike, yaitu PT Victory Chingluh dan PT Chingluh, namun hanya PT Victory Chingluh yang melakukan PHK sementara PT Chingluh tetap berproduksi normal.
"Kenapa tidak tepat, karena secara faktanya pabrik Chingluh yang satunya (PT Chingluh) produksinya lancar. Dan juga pasok untuk Nike. Jadi dengan kenyataan ini, kenapa yang satunya kok bisa lancar?" tutur Andi. "Bahwa PT Chingluh sekarang eksis dan terus berproduksi. Itu kejanggalan menurut kami," lanjutnya.
KASBI juga mencatat bahwa perusahaan tidak dapat menunjukkan laporan keuangan dan modal, sementara Nike sebagai penerima pasokan dilaporkan masih meraih keuntungan besar secara global pada tahun 2024. Meskipun untuk tahun 2025 Nike mengalami penurunan keuntungan, berdasarkan penelusuran KASBI, perusahaan pemasok Nike lainnya di Subang, Karawang, dan Garut masih tetap beroperasi tanpa masalah berarti.




















