Breaking News :
KanalLogoLogo
Rabu, 03 Desember 2025

Sosial

Siswa SD di Pekanbaru Meninggal Diduga Akibat Bullying, Kronologi Versi Keluarga Ungkap Fakta Baru

Ima KarimahSelasa, 25 November 2025 14:23 WIB
Siswa SD di Pekanbaru Meninggal Diduga Akibat Bullying, Kronologi Versi Keluarga Ungkap Fakta Baru

Ilustrasi Perilaku Bullying

ratecard

PEKANBARU – Dugaan kasus perundungan kembali mencuat di Pekanbaru setelah MA, siswa kelas VI SDN 108 Tengkerang Labuai, meninggal dunia beberapa hari setelah mengalami kekerasan fisik di lingkungan sekolah. Ketua Tim Advokat Pejuang Keadilan (TAPAK) Riau, Suroto, menegaskan bahwa kronologi yang disampaikan keluarga merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi.

Menurut Suroto, korban meninggal dunia setelah diduga mendapat tindakan kekerasan dari teman sekelasnya. “Kalau ditanyakan apakah anak ini meninggal karena dibully, saya mau menyampaikan bahwa anak ini meninggal setelah dibully. Itu penyampaian dari keluarga,” ujarnya, Selasa (25/11/2025).

Kronologi versi keluarga menyebut peristiwa bermula pada Kamis ketika kepala MA ditendang oleh rekannya di kelas. Kondisi korban memburuk pada hari berikutnya hingga mengalami kelumpuhan. Beberapa hari kemudian, MA dinyatakan meninggal dunia. “Faktanya hari Kamis kepalanya ditendang, Jumat dia lumpuh, dan beberapa hari kemudian dia meninggal,” terang Suroto.

Meski merasa terpukul, pihak keluarga hingga kini belum memutuskan membawa kasus ini ke jalur hukum. Pertimbangan utamanya adalah proses autopsi, langkah yang dianggap terlalu berat secara emosional untuk dijalani. “Mereka tidak tega jika makam anaknya harus dibongkar atau tubuh anaknya dibedah. Itu yang menjadi alasan keluarga belum memikirkan upaya hukum,” sambungnya.

Untuk sementara, keluarga memilih menunggu itikad baik dari berbagai pihak, terutama orang tua murid yang diduga sebagai pelaku, pihak sekolah, serta Dinas Pendidikan. Mereka berharap adanya bentuk kepedulian atau tanggung jawab moral yang dapat sedikit mengurangi duka keluarga.

“Mereka menunggu itikad dari orang tua murid, dari sekolah, dan dari dinas. Bagaimana mereka bisa menghibur hati keluarga yang sedang berduka. Kalau tidak ada itikad itu, ya kita belum tahu apakah keluarga akan memprosesnya lebih lanjut atau tidak,” tutup Suroto.

Kasus ini masih menyisakan banyak pertanyaan publik terkait pengawasan di lingkungan sekolah serta penanganan awal dugaan kekerasan terhadap anak. Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah maupun dinas pendidikan belum memberikan keterangan resmi.

Pilihan Untukmu