Gunung Lewotobi
Laki-Laki, salah satu gunung api aktif di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara
Timur, kembali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang menyebabkan erupsi
dalam beberapa waktu terakhir. Dengan sejarah letusan yang panjang, Gunung
Lewotobi Laki-Laki memiliki potensi bahaya yang tinggi bagi masyarakat di
sekitarnya. Di tengah aktivitas erupsi yang sedang berlangsung, penting bagi
masyarakat dan pihak berwenang untuk memahami kondisi terkini dan
langkah-langkah keselamatan yang harus diambil. Berikut informasi terkini
mengenai erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan imbauan keselamatannya:
Informasi Terkini Erupsi
Gunung Lewotobi Laki-Laki
Gunung Lewotobi Laki-Laki
mulai menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik beberapa minggu lalu. Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan
frekuensi gempa vulkanik dan tektonik, serta munculnya gumpalan asap tebal yang
membumbung dari kawah gunung. Kenaikan aktivitas ini menyebabkan status gunung
dinaikkan dari Waspada (level II) ke Siaga (level III), yang menandakan adanya
potensi erupsi besar dan bahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng
gunung.
Pada puncak erupsi,
Gunung Lewotobi Laki-Laki mengeluarkan abu vulkanik yang menyebar ke beberapa
desa sekitar, disertai dengan lontaran material pijar dan gas beracun dari
kawah. PVMBG mencatat bahwa abu vulkanik yang dikeluarkan mencapai beberapa
ratus meter ke udara, yang berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan bagi
masyarakat, terutama anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki masalah
kesehatan. Selain itu, semburan gas beracun seperti sulfur dioksida dapat
membahayakan jika terhirup dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, warga yang
tinggal di radius tertentu dari kawah gunung diimbau untuk segera mengungsi ke
tempat yang lebih aman.
Paparan abu vulkanik juga
berdampak pada penerbangan. Abu vulkanik yang menggembung di udara mengakibatkan
beberapa bandara berhenti beroperasi, seperti bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende;
bandara Soa Bajawa, bandara Frans Sales Lega atau bandara Ruteng, dan bandara
Fransiskus Xaverius Seda, Maumere. Walaupun ada beberapa bandara yang telah
beroperasi, namun beberapa maskapai membatalkan layanan penerbangan dengan alasan
keselamatan, seperti bandara Lombok, bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dan bandara
Komodo.
Dampak Erupsi bagi
Masyarakat Sekitar
Erupsi Gunung Lewotobi
Laki-Laki berdampak langsung pada masyarakat yang tinggal di sekitar lereng
gunung. Beberapa dampak yang sudah dirasakan oleh warga antara lain:
1. Pengungsian
Warga di Zona Bahaya
Sebagai langkah pencegahan, pemerintah daerah telah mengevakuasi warga dari beberapa desa di sekitar gunung. Mereka dibawa ke tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah di titik-titik aman. Evakuasi ini dilakukan untuk menghindari dampak langsung dari lontaran material vulkanik dan gas beracun yang bisa membahayakan kesehatan warga.
2. Gangguan
Kesehatan Akibat Abu Vulkanik
Abu vulkanik yang menyebar ke desa-desa sekitar
menyebabkan gangguan kesehatan, terutama masalah pernapasan, iritasi mata, dan
kulit. Untuk mengurangi dampak ini, warga dihimbau untuk menggunakan masker dan
kacamata pelindung saat berada di luar rumah, terutama mereka yang tinggal di
sekitar area terdampak.
3.
Kerusakan Lahan Pertanian dan
Infrastruktur
Abu
vulkanik yang menutupi lahan pertanian membuat tanaman rusak dan sulit untuk
dipanen. Hal ini berdampak pada ekonomi masyarakat yang menggantungkan
penghidupannya dari sektor pertanian. Selain itu, abu tebal di jalanan juga
menyulitkan mobilitas dan akses distribusi barang-barang pokok.
Imbauan Keselamatan bagi
Masyarakat
Menghadapi erupsi gunung
api yang sedang berlangsung, terdapat beberapa imbauan keselamatan yang harus
diikuti oleh masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki. Berikut beberapa
langkah keselamatan yang perlu diperhatikan:
1. Mengikuti
Peringatan dan Instruksi dari Pihak Berwenang
Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi dari PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terkait status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki. Jika status gunung dinaikkan ke level yang lebih tinggi atau jika ada instruksi evakuasi, warga harus segera mengikuti arahan untuk menghindari risiko yang lebih besar.
2. Menghindari
Zona Bahaya
PVMBG telah menetapkan
radius aman di sekitar kawah Gunung Lewotobi Laki-Laki, biasanya dalam radius 2
hingga 3 kilometer. Masyarakat diminta untuk menjauhi area ini karena adanya
ancaman langsung dari material letusan seperti lava pijar, abu, dan gas beracun
yang bisa membahayakan kesehatan.
3. Menggunakan
Masker dan Pelindung Diri
Abu
vulkanik mengandung partikel halus yang berbahaya jika terhirup dan bisa
menyebabkan gangguan pernapasan. Oleh karena itu, masyarakat yang berada di
area terdampak disarankan untuk selalu menggunakan masker N95 atau masker
dengan perlindungan tinggi lainnya. Selain itu, kacamata pelindung juga
disarankan untuk menghindari iritasi mata akibat abu.
4. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan
Paparan abu vulkanik dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Masyarakat dianjurkan untuk menjaga kebersihan tubuh, terutama setelah keluar dari rumah atau beraktivitas di luar ruangan. Warga juga harus memastikan air minum dan bahan makanan terlindungi dari abu vulkanik agar tetap aman untuk dikonsumsi.
5. Memperhatikan Kebutuhan Anak-anak dan Lansia
Anak-anak
dan lansia adalah kelompok yang paling rentan terhadap dampak kesehatan dari
erupsi. Keluarga yang memiliki anggota dengan kondisi ini disarankan untuk
memberikan perlindungan ekstra, termasuk menjauhkan mereka dari paparan abu dan
memastikan mereka mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan jika diperlukan.
6. Menyediakan Perlengkapan Darurat
Setiap keluarga disarankan untuk menyiapkan perlengkapan darurat yang berisi makanan, air bersih, obat-obatan, masker, senter, dan perlengkapan lain yang diperlukan jika harus dievakuasi dalam waktu cepat. Hal ini penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan selama masa pengungsian.
(leh)