Gunung Lewotobi
Laki-Laki, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur,
kembali mengalami erupsi. Sebagai salah satu gunung api aktif di Indonesia,
aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki telah membawa dampak yang
signifikan bagi masyarakat sekitar, khususnya di Flores Timur. Dampak dari
erupsi gunung ini tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga
mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Apa saja dampak sosial
dan ekonomi bagi warga Flores Timur? Berikut ulasannya.
Dampak Sosial Erupsi Gunung Lewotobi
Laki-Laki
Erupsi gunung api sering
kali memaksa masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar untuk meninggalkan
rumah dan lahan mereka demi keselamatan. Berikut ini beberapa dampak sosial
dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki bagi masyarakat di Flores Timur:
1. Pengungsian
dan Kehilangan Tempat Tinggal
Saat terjadi erupsi,
masyarakat di sekitar lereng gunung harus segera dievakuasi ke tempat yang
aman. Banyak dari mereka yang kehilangan akses ke rumah dan lahan yang mereka
andalkan untuk bertahan hidup. Proses evakuasi ini biasanya dilakukan oleh
pemerintah daerah bekerja sama dengan lembaga terkait untuk mengurangi risiko
cedera atau kematian. Namun, pengungsian ini membawa tantangan tersendiri bagi
masyarakat, terutama karena fasilitas pengungsian yang sering kali terbatas dan
memadai hanya untuk jangka waktu singkat.
2. Disrupsi Kehidupan Sehari-Hari
Erupsi Gunung Lewotobi
Laki-Laki juga mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat Flores Timur. Selain
mengganggu aktivitas di rumah, abu vulkanik yang menyebar dapat memengaruhi
kesehatan dan keselamatan warga, terutama anak-anak dan orang tua.
Sekolah-sekolah dan fasilitas umum lainnya sering kali ditutup untuk menjaga
keamanan masyarakat. Disrupsi ini menyebabkan penurunan produktivitas di
tingkat rumah tangga dan berdampak pada kesejahteraan sosial secara
keseluruhan.
3. Masalah Kesehatan dan Psikologis
Erupsi gunung api
menghasilkan abu vulkanik yang mengandung partikel berbahaya bagi kesehatan,
terutama bagi sistem pernapasan. Abu yang menyebar di lingkungan sekitar dapat
menyebabkan iritasi mata, tenggorokan, dan kulit, serta gangguan pernapasan
seperti bronkitis dan asma. Selain masalah kesehatan fisik, dampak psikologis
juga sangat dirasakan oleh masyarakat yang mengalami trauma akibat ancaman
bahaya dan ketidakpastian terkait kondisi lingkungan mereka. Ketakutan dan
kecemasan ini sering kali memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan mental
masyarakat, terutama mereka yang pernah kehilangan rumah atau harta benda
akibat erupsi.
4. Pengungsian dan Solidaritas
Komunitas
Dalam situasi darurat
seperti erupsi gunung api, solidaritas masyarakat dan peran komunitas menjadi
sangat penting. Pengungsian yang dilakukan saat erupsi mengharuskan masyarakat
tinggal di tempat penampungan sementara yang umumnya membutuhkan dukungan
logistik, seperti makanan, air bersih, dan peralatan medis. Di sisi lain,
pengungsian juga memperkuat solidaritas sosial di antara komunitas baik yang
terkena dampak langsung maupun tidak langsung. Karena masyarakat saling
membantu untuk bertahan dan menanggung beban bencana bersama.
Dampak Ekonomi Erupsi Gunung Lewotobi
Laki-Laki
Selain dampak sosial,
erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki juga menimbulkan dampak ekonomi yang
signifikan bagi masyarakat Flores Timur. Berikut beberapa dampak ekonomi yang
dirasakan warga setempat:
1. Kerusakan
Lahan Pertanian dan Perkebunan
Sebagian besar masyarakat Flores Timur bergantung pada
sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama. Saat erupsi terjadi, abu
vulkanik yang jatuh di lahan pertanian menyebabkan kerusakan tanaman dan
merusak struktur tanah. Abu vulkanik dapat mengubah pH tanah dan mengganggu
kesehatan tanaman, sehingga hasil panen menurun drastis atau bahkan gagal sama
sekali. Dampak ini langsung memengaruhi pendapatan petani dan ketersediaan
pangan bagi masyarakat lokal.
2. Hilangnya
Sumber Pendapatan
Selain sektor pertanian,
masyarakat yang bekerja di sektor perdagangan dan jasa juga terdampak. Gangguan
transportasi akibat abu vulkanik menyebabkan distribusi barang dan komoditas ke
wilayah lain menjadi terhambat. Keterbatasan akses ini berakibat pada
berkurangnya pendapatan pedagang yang biasanya menjual hasil panen atau produk
lokal. Bagi mereka yang bergantung pada penghasilan harian, situasi ini sangat
sulit karena berarti hilangnya penghasilan selama berhari-hari atau bahkan
berminggu-minggu.
3. Gangguan
Terhadap Peternakan
Selain bertani, masyarakat
di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki juga mengandalkan peternakan sebagai
sumber penghasilan. Hewan ternak yang terpapar abu vulkanik bisa mengalami
gangguan kesehatan, bahkan kematian. Dampak ini sangat memengaruhi ekonomi
keluarga yang menggantungkan hidup pada hasil peternakan. Dalam beberapa kasus,
masyarakat terpaksa menjual ternak dengan harga rendah untuk mendapatkan uang
tunai guna memenuhi kebutuhan pokok saat penghasilan dari pertanian terganggu.
4. Peningkatan
Biaya Hidup
Selama masa pengungsian
dan pemulihan pasca-erupsi, biaya hidup masyarakat meningkat karena kebutuhan
mendesak seperti air bersih, makanan, dan peralatan kebersihan. Beberapa harga
barang mengalami kenaikan, terutama untuk bahan makanan pokok dan kebutuhan
dasar. Hal ini diperparah dengan keterbatasan pasokan dan akses jalan yang
tertutup, yang menyebabkan harga barang menjadi semakin mahal. Bagi masyarakat
yang ekonominya terdampak, kenaikan biaya hidup ini semakin memberatkan
kehidupan sehari-hari.
5. Biaya
Pemulihan Infrastruktur
Erupsi gunung api sering
kali merusak infrastruktur lokal, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum
lainnya. Pemerintah daerah harus mengalokasikan dana untuk pemulihan dan
perbaikan infrastruktur yang rusak, yang menguras anggaran daerah. Pemulihan ini
membutuhkan waktu yang tidak singkat dan biaya yang cukup besar, sehingga
mengurangi alokasi dana untuk program pembangunan lainnya. Akibatnya, erupsi
gunung api memberi beban ekonomi tambahan bagi pemerintah daerah Flores Timur.
6. Dampak
pada Sektor Pariwisata
Flores Timur memiliki potensi wisata alam yang kaya termasuk panorama gunung berapi. Namun, saat Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami erupsi sektor pariwisata mengalami penurunan karena risiko keamanan bagi wisatawan. Hotel-hotel dan pelaku usaha pariwisata lokal mengalami penurunan jumlah pengunjung yang berdampak pada pendapatan mereka. Wisatawan yang biasa mendatangi kawasan ini untuk menikmati pemandangan gunung berapi dan budaya lokal juga harus menunda atau membatalkan kunjungan yang merugikan sektor pariwisata Flores Timur.
(leh)