
IKN - Ketua Jaringan Nasional Anti TPPO Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkapkan praktik prostitusi yang marak terjadi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Menurutnya, rumah bordil telah bermunculan untuk melayani kebutuhan pekerja proyek dan aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di kawasan tersebut. Rahayu mengaku telah melaporkan temuan ini langsung kepada Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada beberapa waktu lalu.
"Para pekerja seks ini terpaksa melayani para tukang dan ASN yang kesepian demi memenuhi kebutuhan hidup mereka," ujar Rahayu dalam diskusi publik Peringatan Hari Anti TPPO Sedunia 2025 di Kantor LPSK, Jakarta Timur. Ia menambahkan, fenomena serupa juga terjadi di Papua dimana para pekerja seks banyak melayani pekerja tambang.
Politikus Partai Gerindra ini menyoroti akar masalah dari maraknya prostitusi yaitu minimnya lapangan pekerjaan layak. "Mereka memilih diperdagangkan daripada tidak punya pendapatan untuk keluarga, apalagi jika sudah punya anak," jelas Rahayu. Ia juga mengungkapkan adanya praktik pemerasan dimana pekerja seks harus membayar hingga Rp10 juta kepada mucikari jika ingin keluar dari dunia prostitusi.
Menanggapi hal ini, Kepala BKN Zudan Arif Fakrulloh menyatakan akan mengecek kebenaran laporan tersebut. Sementara itu, Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono membantah kabar terbaru ini dan menyebutnya sebagai informasi lama yang dihidupkan kembali. Basuki mengklaim pihaknya bersama aparat penegak hukum telah merobohkan 8 warung remang-remang di kawasan IKN selama bulan Ramadhan lalu.