
JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengambil langkah tegas dengan menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang mengelola dapur program Makan Bergizi Gratis yang bermasalah pasca terjadinya sejumlah kasus keracunan di berbagai daerah.
Dalam konferensi pers Penanggulangan Kejadian Luar Biasa pada Program Prioritas Makanan Bergizi Gratis di Kantor Kementerian Kesehatan, Zulhas menegaskan bahwa evaluasi dan investigasi tidak hanya dilakukan di lokasi yang terjadi keracunan, tetapi akan mencakup seluruh SPPG dengan fokus pada faktor kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan juru masak.
Badan Gizi Nasional melaporkan bahwa selama periode Januari hingga September 2025 telah terjadi 70 insiden keamanan pangan yang berdampak pada 5.914 penerima MBG, dengan distribusi terbesar di Pulau Jawa sebanyak 41 kasus dengan 3.610 korban.
Analisis laboratorium mengungkapkan penyebab utama keracunan adalah kontaminasi berbagai jenis bakteri termasuk e-coli pada air, nasi, tahu, dan ayam; staphylococcus aureus pada tempe dan bakso; salmonella pada ayam, telur, dan sayur; serta bacillus cereus pada menu mie. Sebagai langkah perbaikan, seluruh SPPG diwajibkan melakukan sterilisasi alat makan dan memperbaiki proses sanitasi, khususnya terkait kualitas air dan pengelolaan limbah.