
BENGKULU - Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring, mengungkapkan kondisi memprihatinkan yang dialami oleh 16 guru honorer di SMA Negeri 12 Kabupaten Kaur. Para guru tersebut hanya menerima bayaran sebesar Rp 12.000 per jam yang bersumber dari urunan wali murid.
"Jadi, awalnya kami kunjungan ke SMA Negeri 12 Kabupaten Kaur itu merespon aksi para siswa di media sosial yang meminta gubernur dan presiden agar gedung sekolah mereka dibangun," kata Usin saat dikonfirmasi melalui telepon pada Jumat, 31/10/2025. Sekolah yang berlokasi di Desa Bukit Indah, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, ini berada di wilayah terpencil dengan akses jalan tanah kuning yang rusak berat. Selama tiga tahun terakhir, kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan di gedung milik SMP Negeri 22 Nasal.
Usin menjelaskan bahwa sekolah tersebut memiliki 130 siswa yang terbagi dalam tiga kelas. "Ada 130 siswa, kelas X 53 siswa, kelas XI 50 siswa, kelas XII 25 siswa. Saat kami mengunjungi sekolah diketahui sekolah mereka masih menumpang dengan SMP 22 Nasal," ujar Usin. Sekolah ini dipimpin oleh seorang pelaksana tugas kepala sekolah yang juga merupakan guru tetap di SMK Negeri 4 Kaur.
Dari total 22 guru yang mengajar di sekolah tersebut, terdiri dari ASN, PPPK, paruh waktu, dan honorer. "Dari situ kami temukan ada 16 honorer sekolah yang digaji Rp 12.000 per jam. Uang gaji para guru honorer sekolah itu didapat dari urunan para wali murid," ungkap Usin. Meskipun digaji dari urunan wali murid, para guru honorer mengaku tetap ikhlas menjalani tugasnya karena ingin anak-anak di daerah itu dapat terus bersekolah.
Kondisi ini terjadi karena sebelum adanya SMA Negeri 12, siswa yang tamat SMP harus kos di tempat lain untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. "Untuk tamatan SMP yang tidak melanjutkan SMA maka menikah cepat," jelas Usin. DPRD Provinsi Bengkulu berjanji akan mengawal usulan pembangunan Unit Sekolah Baru bagi SMA Negeri 12 Kaur. "Kami sudah koordinasi dengan dinas, usulan USB sudah disampaikan ke kementerian pendidikan dan kebudayaan. Kami akan kawal agar SMA ini mendapat ruang baru dan permanen," kata Usin.
Apabila sekolah tersebut memiliki gedung baru, sekitar sembilan desa terdekat dapat menyekolahkan anak-anaknya tanpa harus menempuh jarak jauh. DPRD juga berkomitmen untuk membantu proses hibah tanah dan pematangan lahan. Dalam kunjungan tersebut, DPRD menyerahkan seperangkat komputer dan printer kepada pihak sekolah untuk membantu kelancaran administrasi yang selama ini dilakukan dengan peralatan seadanya.




















