Breaking News :
KanalLogoLogo
Rabu, 03 Desember 2025

Kesehatan

Kasus TBC di Kota Yogya Masih Tinggi, Separuh Lebih Pasien Bukan Warga Kota

Ima KarimahKamis, 27 November 2025 10:34 WIB
Kasus TBC di Kota Yogya Masih Tinggi, Separuh Lebih Pasien Bukan Warga Kota

Untuk menekan penularan, Dinkes melakukan investigasi kontak pada setiap pasien, pemeriksaan gejala, hingga pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi kontak sehat. Tracing juga dilakukan di sekolah, kantor, termasuk Balai Kota.

ratecard

YOGYAKARTA – Jumlah kasus tuberkulosis (TBC) di Kota Yogyakarta masih tinggi dan didominasi pasien dari luar kota. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat hingga 17 November 2025 terdapat 1.161 kasus TBC yang ternotifikasi di seluruh fasilitas kesehatan, namun hanya sekitar 590 pasien yang benar-benar berdomisili di Kota Yogya.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Dinkes Kota Yogyakarta, dr. Endang Sri Rahayu, menyebut tingginya kasus TBC di Indonesia yang menempatkan RI di peringkat kedua dunia setelah India harus menjadi alarm kewaspadaan. Ia menegaskan bahwa TBC menular melalui udara dan bisa menyerang siapa saja. “Ini sangat mengkhawatirkan karena siapa pun bisa tertular,” ujarnya, Rabu (26/11).

Tingkat kesembuhan pasien TBC di Kota Yogyakarta pun belum mencapai target nasional 90 persen. Tahun lalu angka kesembuhan tercatat 86 persen, dan tahun ini diperkirakan hanya mendekati 80 persen. Menurut Endang, kondisi ini menunjukkan sejumlah pasien belum berhasil pulih total sehingga tetap berpotensi menularkan penyakit.

Endang menjelaskan, risiko TBC meningkat pada anak dengan gizi buruk, stunting, atau berat badan rendah. Pada orang dewasa, faktor risiko terbesar berasal dari kebiasaan merokok, penyakit diabetes, HIV, hingga gaya hidup tidak sehat. Selain itu, rumah lembab, minim ventilasi, dan kurang paparan sinar matahari menjadi lokasi ideal berkembangnya bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Dari sisi pencegahan, vaksin BCG yang diberikan pada bayi sebelum usia satu bulan memang memiliki cakupan baik, tetapi efektivitasnya hanya 60–70 persen dan tidak mencegah penularan. Endang juga menyoroti meningkatnya kasus TBC resisten obat akibat pasien yang berhenti minum obat sebelum masa pengobatan enam bulan selesai. “Ada yang merasa sudah sehat, ada yang bosan, atau terkendala jarak ke fasilitas kesehatan,” jelasnya.

Epidemiolog Dinkes Yogya, Setyo Gati Candra Dewi, menambahkan bahwa 50–60 persen kasus TBC setiap tahun memang berasal dari luar kota. Untuk menekan penularan, Dinkes melakukan investigasi kontak pada setiap pasien, pemeriksaan gejala, hingga pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi kontak sehat. Tracing juga dilakukan di sekolah, kantor, termasuk Balai Kota. “TBC bisa menular di mana saja. Masker tetap penting,” tegasnya.

Sementara itu, Programer TBC Puskesmas Umbulharjo II, Rini, melaporkan bahwa wilayahnya mencatat empat pasien TBC sepanjang 2025. Edukasi mengenai GERMAS, gizi seimbang, dan pentingnya disiplin minum obat rutin diberikan untuk memastikan pasien menyelesaikan pengobatan.

Pilihan Untukmu