
BANDUNG - Ruang publik favorit warga Kota Bandung, Alun-alun Bandung, segera dibuka kembali pertengahan Desember 2025 setelah empat bulan revitalisasi rampung 100 persen. Saat ini, area tersebut memasuki tahap akhir pembersihan dan perapihan sebelum kembali dibuka untuk umum.
Plt. Kepala Bidang Pertamanan dan Dekorasi DPKP Kota Bandung, Yuli Ekadianty, menjelaskan bahwa revitalisasi tidak mengubah konsep dasar alun-alun, melainkan menyempurnakan fasilitas publik yang sudah ada. Rumput sintetis yang menjadi ikon tetap dipertahankan, sementara pagar, jalur masuk, drainase, dan area duduk mendapatkan penataan ulang.
Salah satu fokus utama dalam revitalisasi adalah penyediaan akses ramah disabilitas. Sebelumnya, jalur masuk untuk pengguna kursi roda belum memadai dan membatasi akses ke area tengah alun-alun. Kini, jalur khusus disabilitas telah disiapkan agar mereka bisa ikut menikmati ruang publik tersebut.
Masalah genangan air yang kerap terjadi saat hujan juga menjadi perhatian. Pada revitalisasi tahun ini, sistem drainase diperbaiki dengan penambahan saluran pembuangan air yang mengalir langsung ke luar taman sehingga air hujan dapat surut lebih cepat dan tidak mengganggu pengunjung.
DPKP juga menambah fasilitas tempat duduk di tepi rumput sintetis, memudahkan orang tua yang mendampingi anak tanpa harus ikut masuk ke area rumput. Selain itu, kini tersedia tempat penyimpanan sepatu agar pengunjung lebih tertib sebelum memasuki area utama.
Meski revitalisasi hampir selesai, Yuli mengungkapkan masih adanya temuan perusakan fasilitas taman di beberapa lokasi lain, termasuk pencurian kabel, lampu, dan pompa air. Ia pun mengajak masyarakat menjaga fasilitas baru yang telah disiapkan. “Kalau ruang publik kita bagus, yang menikmati masyarakat sendiri. Jadi mari bersama-sama menjaga dan tidak melakukan vandalisme,” ujarnya.




















