
PEKANBARU - Pemerintah mengalihkan distribusi Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari sekolah ke masyarakat terdampak bencana setelah banjir dan tanah longsor melumpuhkan aktivitas pendidikan di sejumlah wilayah Sumatera Barat (Sumbar). Kebijakan ini diambil karena kegiatan belajar mengajar terhenti di daerah yang mengalami kerusakan parah.
Sebanyak 41 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang biasanya menyalurkan makanan untuk siswa kini difokuskan untuk membantu warga. Langkah cepat ini menghasilkan distribusi lebih dari 108.000 paket makanan bagi korban bencana di delapan kabupaten dan kota yang paling terdampak.
Daerah yang sekolahnya diliburkan akibat banjir meliputi Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Tanah Datar, Solok, Bukittinggi, Pariaman, Kota Solok, dan Padang. Pengalihan ini menjadikan MBG sebagai jaring pengaman sosial yang krusial di tengah situasi darurat.
Distribusi bantuan dilakukan merata di seluruh wilayah terdampak. Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang yang memiliki 18 SPPG menyalurkan 22.000 paket, disusul Kabupaten Solok dan Bukittinggi yang menyalurkan total 15.649 paket. Tanah Datar mendistribusikan 14.000 paket, Kota Solok 9.000 paket, Kota Pariaman 5.596 paket, serta Pasaman Barat 4.135 paket.
Kepala KPPG Pekanbaru, DR Syartiwidya, membenarkan pengalihan distribusi dan menyampaikan duka cita atas musibah yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan khususnya Sumatera Barat. Ia menyebut sejumlah SPPG sempat terhenti operasional, namun semangat kerja lapangan tetap terjaga demi memastikan bantuan tersalurkan.
Syartiwidya juga mengapresiasi tim produksi dan distribusi yang bekerja tanpa lelah dalam penanganan bencana kali ini. Ia menegaskan bahwa meski operasional terganggu, komitmen menyalurkan MBG kepada warga terdampak tetap menjadi prioritas utama.




















