
JAKARTA — Kepolisian melalui Bareskrim Polri menyatakan bahwa ijazah S1 milik mantan Presiden Joko Widodo dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah asli. Kepastian ini disampaikan setelah dilakukan uji laboratorium forensik (labfor) terhadap dokumen yang sempat dipersoalkan keabsahannya oleh Ketua TPUA Eggi Sudjana.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, menjelaskan bahwa timnya melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap bahan kertas, fitur pengaman, tinta tulisan tangan, cap stempel, hingga tanda tangan dekan dan rektor.
"Dari peneliti tersebut maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama," ujar Djuhandhani dalam konferensi pers di Bareskrim, Kamis (22/5).
Jokowi Serahkan Ijazah ke Penyidik
Sebelumnya, tim kuasa hukum Jokowi yang dipimpin oleh Yakup Hasibuan telah menyerahkan ijazah asli SMA hingga perguruan tinggi kepada penyidik Bareskrim sebagai bukti otentik menanggapi laporan Eggi Sudjana.
"Hari ini kami sudah serahkan semuanya kepada pihak Bareskrim untuk ditindaklanjuti, untuk dilakukan uji laboratorium forensik," kata Yakup, Jumat (9/5).
Jokowi Dicecar 22 Pertanyaan oleh Bareskrim
Pada Selasa (20/5), Jokowi hadir di Gedung Bareskrim Polri untuk memberikan klarifikasi. Ia juga mengambil kembali ijazah yang sebelumnya diserahkan sebagai barang bukti.
"Hari ini saya mendapatkan undangan dari Bareskrim untuk keterangan atas aduan dari masyarakat, dan saya memenuhi undangan itu. Sekaligus saya mengambil ijazah yang saat itu saya antarkan ke Bareskrim," ucap Jokowi.
Selama pemeriksaan sekitar satu jam, Jokowi mengaku dicecar 22 pertanyaan terkait riwayat pendidikannya dari SD hingga universitas, termasuk skripsi dan aktivitas kampusnya di UGM.
"Ada 22 pertanyaan, sekitar ijazah dari SD, SMP, SMA sampai universitas, juga skripsi dan kegiatan saya sebagai mahasiswa," jelasnya.