
JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE), selaku Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), resmi merombak jajaran direksi dan komisaris. Nama-nama baru yang cukup dikenal publik turut masuk ke dalam struktur tersebut, termasuk Denny Januar Ali atau Denny JA yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen. Tak hanya itu, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, juga ditunjuk sebagai salah satu komisaris.
Penunjukan ini turut menghadirkan Muhammad Qodari, pengamat politik dan Direktur Eksekutif Indo Barometer, sebagai Komisaris PHE. Dengan masuknya nama-nama publik figur dan tokoh profesional di lingkar komisaris, Pertamina berharap dapat memperkuat tata kelola serta membawa perspektif baru dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Sekretaris Perusahaan PHE, Hermansyah Y Nasroen, menyatakan bahwa pengukuhan jajaran baru tersebut sejalan dengan arahan pemegang saham. "Pertamina Subholding Upstream tentunya mendukung dan comply pada kebijakan dan keputusan pemegang saham. Diharapkan dengan susunan baru ini dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan profesionalitas khususnya menjaga ketahanan energi," ujarnya.
Selan perombakan dewan komisaris, jajaran direksi juga mengalami pembaruan. Awang Lazuardi kini menduduki posisi Direktur Utama. Ia didampingi oleh beberapa nama lainnya seperti Dannif Danusaputro sebagai Direktur Investasi dan Pengembangan Bisnis, Mery Luciawaty sebagai Direktur Pengembangan Produksi, dan Wishnu Bahriansyah sebagai Direktur Manajemen Risiko.
Adapun posisi lainnya diisi oleh Edy Karyanto sebagai Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Commercial; Ery Sulistyo Sutikno sebagai Direktur SDM dan Penunjang Bisnis; Bayu Kusuma Dewanto sebagai Direktur Keuangan; serta Muharram J Panguriseng sebagai Direktur Eksplorasi. Susunan ini diharapkan mendukung target produksi migas nasional yang ambisius serta efisiensi operasional hulu migas.
Secara keseluruhan, perubahan komposisi ini menegaskan upaya Pertamina dalam merespons dinamika industri energi global, meningkatkan akuntabilitas tata kelola perusahaan, serta menjawab tantangan transisi energi dan ketahanan pasokan nasional ke depan.