
JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sumatera Utara diproyeksikan mampu menciptakan perputaran ekonomi hingga Rp17 triliun. Perhitungan ini disampaikan Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN) Tigor Pangaribuan saat meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Cempedak Lobang, Kabupaten Serdang Bedagai, Rabu (30/7/2025).
Angka tersebut akan tercapai jika Sumut berhasil membangun 1.700 SPPG sesuai target nasional. Setiap dapur diperkirakan membutuhkan anggaran Rp10 miliar untuk melayani 3.000 anak sekaligus menyerap tenaga kerja lokal. "MBG membuka lapangan pekerjaan, memenuhi gizi anak, dan memberdayakan ibu-ibu," jelas Tigor.
Saat ini, Sumut baru memiliki 77 SPPG dengan target 200 dapur pada akhir 2025. Gubernur Sumut Bobby Nasution mengakui capaian masih jauh dari target nasional, namun menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak termasuk Forkopimda. "Manfaat ekonomi program ini sangat luar biasa selain untuk pemenuhan gizi," ujar Bobby yang juga menyoroti peran SPPG dalam mempersiapkan generasi emas 2045.
Program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan nutrisi anak, tetapi juga dirancang untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan melalui penyerapan produk lokal dan penciptaan lapangan kerja di tingkat desa. Setiap dapur gizi diharapkan menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat sekaligus menjamin asupan bergizi bagi anak-anak.