
JAKARTA – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengimbau para siswa sekolah menengah agar tidak merasa cemas atau tertekan dalam menghadapi Tes Kemampuan Akademik (TKA). Penegasan ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, yang menekankan bahwa TKA bukanlah penentu kelulusan siswa.
“Jangan takut, TKA bukan tentang lulus atau tidak lulus, tapi akan menjadi salah satu sarana untuk melihat keunggulan/potensi kalian berada demi mewujudkan pendidikan berkualitas untuk semua,” kata Atip dalam keterangan tertulis pada Kamis (18/9/2025).
Atip menyoroti stigma negatif yang sering melekat pada kata "ujian", yang memicu kecemasan berlebihan di kalangan siswa. Ia menjelaskan bahwa tekanan ini dapat memunculkan gejala stres, seperti sulit tidur, penurunan konsentrasi, dan kelelahan.
Menjelaskan lebih lanjut, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, memaparkan bahwa TKA memiliki peran strategis.
“Dalam TKA berperan sebagai alat verifikasi untuk memastikan konsistensi antara kemampuan rapor dan kemampuan aktual murid. Selain itu, TKA juga berfungsi untuk melakukan evaluasi dan mengidentifikasi kelemahan siswa,” jelas Toni.
Manfaat mengikuti TKA, lanjut Toni, antara lain:
- Sebagai sarana identifikasi kekuatan dan kelemahan akademik siswa.
- Menjadi sertifikat resmi yang dapat digunakan untuk seleksi pendidikan lebih tinggi, seperti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
- Memberikan gambaran posisi siswa dalam peta akademik nasional.
Dengan demikian, Kemendikdasmen mendorong agar TKA dapat dipandang sebagai jembatan menuju sistem pendidikan yang lebih setara, berintegritas, dan meritokratis, alih-alih beban yang menimbulkan ketakutan.