
JAKARTA - Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memberikan tanggapan terkait sorotan yang muncul mengenai beberapa menu dalam program Makan Bergizi Gratis, khususnya susu, burger, dan spageti.
Menanggapi pernyataan dokter gizi Tan Shot Yen mengenai potensi intoleransi laktosa pada etnik Melayu, Dadan menjelaskan bahwa MBG telah menyiapkan penanganan khusus untuk anak-anak dengan kondisi intoleransi, alergi, atau fobia makanan tertentu. Susu tidak menjadi menu wajib dalam program ini dan pemberiannya disesuaikan dengan ketersediaan peternakan sapi perah di daerah setempat, dimana susu yang diberikan telah melalui proses pasteurisasi.
Mengenai menu burger dan spageti yang menuai kritik, Dadan menegaskan bahwa makanan tersebut merupakan inisiatif Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi sebagai variasi menu selingan sesekali berdasarkan permintaan siswa untuk mencegah kebosanan.
Dadan menekankan bahwa penyusunan menu MBG tetap mengutamakan bahan makanan segar dengan mempertimbangkan potensi sumber daya lokal dan kesukaan masyarakat setempat, serta telah memenuhi standar komposisi gizi yang ditetapkan BGN. Setiap kritik dan saran dari masyarakat akan dijadikan bahan evaluasi serius bagi perbaikan program ke depan.