
JAKARTA – Sebanyak 20 peserta didik SDN Meruya Selatan 01, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yang diduga mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (29/10), kini telah tertangani dan dalam kondisi sehat. Hal ini dipastikan oleh Suku Dinas Pendidikan Wilayah II dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat, Ali Mukodas, mengatakan sebanyak tujuh siswa sempat dibawa ke RSUD Kembangan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. “Alhamdulillah, setelah observasi dan diberi obat, ketujuh peserta didik itu sudah diperbolehkan pulang. Kondisinya sehat dan stabil,” ujarnya, Selasa (4/11).
Sementara itu, 13 peserta didik lainnya langsung ditangani tim medis Puskesmas di sekolah. Setelah diberikan obat dan dinyatakan pulih, mereka diperbolehkan pulang pada hari yang sama. “Keesokan harinya, seluruh peserta didik sudah kembali masuk sekolah dan mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa,” lanjut Ali.
Meski seluruh siswa telah pulih, pihak sekolah dan dinas terkait memutuskan menghentikan sementara distribusi makanan MBG di SDN Meruya Selatan 01. Penghentian dilakukan sambil menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta. “Kami akan melibatkan berbagai pihak untuk melakukan pendampingan pelaksanaan program MBG agar kejadian serupa tidak terulang,” jelas Ali.
Wakil Kepala SDN Meruya Selatan 01, Nur Syamsiyah, mengatakan pihak sekolah sudah berkoordinasi dengan para orang tua murid untuk memastikan keberlanjutan program MBG berjalan aman. “Kami berkomitmen memastikan peserta didik memperoleh asupan bergizi dan aman dikonsumsi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, menuturkan pihaknya telah melakukan investigasi terhadap kasus dugaan keracunan tersebut. “Kami sudah mengamankan sampel makanan, mengirimkannya ke Labkesda untuk diuji, serta melakukan inspeksi ke dapur SPPG bersama tim lintas instansi,” ungkapnya. Ia menambahkan, Puskesmas secara berkala akan memperkuat pengawasan dan pembinaan terhadap pengolahan makanan di SPPG untuk memastikan penerapan higiene dan sanitasi pangan secara konsisten.




















