
JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan pentingnya diversifikasi menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) guna menjaga stabilitas pasokan bahan baku serta mencegah tekanan inflasi daerah. Penegasan ini disampaikan Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (17/11), merespons naiknya harga beberapa komoditas pangan yang menjadi bahan utama menu MBG.
Nanik mengungkapkan sejumlah bahan baku MBG mulai menunjukkan kenaikan harga yang signifikan, terutama pada kelompok sayuran dan protein hewani. Wortel kini berada di kisaran Rp23.000–25.000 per kilogram, naik dari posisi normal Rp12.000–14.000. Telur dan ayam potong juga ikut bergerak naik di banyak daerah. “Penyediaan bahan baku MBG bisa menjadi permasalahan yang memicu inflasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa lonjakan harga turut dipicu pola penggunaan bahan baku yang kurang beragam oleh tenaga gizi SPPG. Setelah beberapa insiden keamanan pangan, SPPG cenderung memilih bahan yang dianggap paling aman dan digunakan berulang tanpa substitusi. “Substitusi bahan kurang dilakukan. Ini membuat permintaan pada komoditas tertentu langsung menumpuk,” kata Nanik.
BGN menilai situasi tersebut berpotensi menimbulkan tekanan besar pada pasar, mengingat MBG dilaksanakan oleh 15.211 SPPG terverifikasi dan 13.953 SPPG operasional yang melayani sekitar 43 juta penerima manfaat. Pemakaian bahan baku yang seragam dalam skala besar dinilai dapat mendorong kenaikan harga bahan pokok secara cepat.
Sebagai langkah mitigasi, Nanik meminta ahli gizi SPPG memperluas variasi bahan baku dalam penyusunan menu harian untuk menjaga keseimbangan permintaan antar komoditas. Diversifikasi juga dinilai mampu meningkatkan serapan produk petani, peternak, dan UMKM lokal. Ia mencontohkan tingginya produksi kentang di sejumlah daerah yang belum terserap optimal. “Saya sudah meminta agar SPPG menggunakan kentang sebagai pengganti karbohidrat sementara waktu,” jelasnya.
Nanik juga mencatat mulai munculnya gejolak pasokan di pasar, termasuk sulit ditemukannya beberapa jenis buah di pasar induk serta kenaikan harga buncis, kacang panjang, wortel, dan pakcoy. Ia menegaskan strategi diversifikasi akan menjadi kebijakan dinamis menyesuaikan kondisi pasar. “Mana harga yang jatuh akan kita instruksikan untuk digunakan, mana yang naik kita kurangi. Diversifikasi adalah kunci agar MBG tetap berjalan tanpa menekan pasar,” tegasnya.




















