
JAKARTA – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang menegaskan bahwa anggaran sebesar Rp20 triliun yang disiapkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bukan untuk membangun peternakan baru, melainkan dialokasikan sepenuhnya untuk membiayai para peternak ayam pedaging dan petelur di seluruh Indonesia. Penegasan ini disampaikan untuk meluruskan pemberitaan yang beredar sebelumnya.
“Anggaran sebesar Rp20 triliun itu untuk membiayai para peternak, bukan Danantara yang membangun peternakan sendiri,” ujar Nanik di Kantor BGN, Jakarta, Senin (17/11). Ia menekankan bahwa skema pembiayaan tersebut akan diarahkan untuk memperkuat peternak kecil agar pasokan unggas nasional tetap terjaga.
Program ini dirancang sebagai ekosistem terintegrasi yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada sektor hulu dan peternakan skala kecil pada sektor hilir. Integrasi ini diharapkan mampu memperkuat rantai pasok ayam dan telur sehingga stabilitas harga kedua komoditas tersebut tetap terjaga.
Menurut Nanik, dukungan pembiayaan dari Danantara sangat penting untuk memastikan kebutuhan telur dan daging ayam bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat terpenuhi. Dengan terpenuhinya suplai dari hulu, pemerintah berharap dapat mencegah potensi lonjakan harga yang berpengaruh pada inflasi pangan.
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan kajian mendalam terkait rencana tersebut. Kajian mencakup kesiapan infrastruktur, lokasi, serta penjadwalan pembangunan yang menjadi bagian dari studi kelayakan proyek.
Keputusan pelaksanaan program akan ditetapkan setelah seluruh analisis selesai dilakukan. Pemerintah menegaskan bahwa tujuan utama skema pembiayaan ini adalah memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kapasitas peternak kecil agar mampu memenuhi kebutuhan unggas secara berkelanjutan.




















