
JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI memperkuat respons kesehatan menyusul cuaca ekstrem yang memicu banjir, banjir bandang, angin puting beliung, dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada 19–25 November 2025. Bencana tersebut berdampak pada puluhan ribu penduduk, mengganggu akses komunikasi, serta menghambat operasional sejumlah fasilitas kesehatan.
Sekretaris Jenderal Kemenkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, memastikan seluruh kebutuhan logistik prioritas telah dikirimkan ke wilayah terdampak. Logistik mencakup obat-obatan, pangan tambahan untuk balita dan ibu hamil, serta oxygen concentrator. “Semua sudah kami kirimkan dan siap ditambah sesuai kebutuhan di lapangan,” ujar Sekjen Kunta.
Kemenkes juga memperkuat koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi hingga kabupaten/kota untuk memastikan layanan kesehatan tetap berjalan. Pelayanan dilakukan melalui posko pengungsian, fasilitas kesehatan, serta layanan kesehatan mobile yang ditempatkan di titik-titik rawan.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan, Bayu Teja, mengatakan langkah tanggap cepat telah diaktifkan sejak awal kejadian. Pemerintah bersama dinas kesehatan daerah melaksanakan rapid health assessment untuk memetakan kebutuhan medis, memberikan pelayanan langsung di lokasi pengungsian, dan mengoperasikan layanan kesehatan bergerak di wilayah yang sulit dijangkau.
Seluruh puskesmas dan rumah sakit turut disiagakan untuk merawat warga terdampak, didukung pengiriman tambahan obat-obatan dan bahan medis habis pakai. Upaya perlindungan kelompok rentan juga diperkuat melalui penyaluran pangan tambahan bagi balita dan ibu hamil untuk mencegah risiko gizi buruk selama masa tanggap darurat.
Selain itu, mobilisasi tenaga kesehatan dilakukan dengan mengerahkan tenaga cadangan kesehatan, dokter, perawat, tenaga kesehatan lingkungan, serta epidemiolog untuk membantu dinas kesehatan setempat. “Kami memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” tegas Bayu.




















