
JAKARTA - Pemerintah memastikan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencukupi untuk menangani dampak bencana banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa pemerintah masih memiliki Dana Siap Pakai (DSP) yang dialokasikan khusus untuk kesiapsiagaan bencana, dengan saldo tersisa sekitar Rp 500 miliar. "(Anggaran) cukup. Jadi kan di dalam APBN itu ada yang namanya Dana Siap Pakai yang memang diperuntukkan untuk kesiapsiagaan kebencanaan. Kalau sampai terakhir, kurang lebih 2 hari yang lalu masih di kisaran Rp 500 miliar sekian," kata Prasetyo di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (3/12/2025).
Prasetyo menambahkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi langsung untuk menambah jumlah dana tersebut jika ternyata dibutuhkan dalam penanganan bencana. "Bapak Presiden sudah memberikan instruksi secara langsung, apabila Dana Siap Pakai secara jumlah nominal itu perlu dilakukan penambahan, maka akan dilakukan penambahan," ucap dia. Ia juga menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mendukung operasi penanganan bencana, termasuk yang dilakukan oleh TNI dan Polri sebagai garda terdepan. "Misalnya TNI maupun Kepolisian yang kita semua melihat bahwa TNI maupun Polri salah satu garda terdepan di dalam proses penanganan bencana, yang tentunya itu membutuhkan sumber daya keuangan yang itupun akan kita back up," tandas Prasetyo.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi tersebut telah menimbulkan korban jiwa yang signifikan. Berdasarkan data terbaru dari Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, jumlah korban tewas yang telah tervalidasi hingga Rabu sore mencapai 770 orang, dengan rincian 277 jiwa di Aceh, 299 jiwa di Sumatera Utara, dan 194 jiwa di Sumatera Barat. Sementara itu, korban hilang yang masih dalam pencarian tercatat sebanyak 463 orang, dengan perincian 193 orang di Aceh, 159 orang di Sumatera Utara, dan 111 orang di Sumatera Barat.
Data kerusakan properti warga juga menunjukkan dampak yang parah. Menurut catatan BNPB, terdapat sekitar 3.300 unit rumah yang mengalami kerusakan berat, 2.100 rumah rusak ringan, dan 4.900 rumah mengalami kerusakan ringan akibat bencana ini.




















